Baru selang beberapa hari sejak kecelakaan balon udara dilaporkan dari Turki, tragedi serupa terjadi di Brasil. Di detik-detik jatuhnya, pilot balon udara yang terbakar di udara tersebut terungkap mendesak penumpang melompat sebelum balon menghantam tanah dan menewaskan delapan orang.
Melansir Daily Mail, Minggu (22/6/2025), kepala polisi negara bagian Santa Catarina Ulisses Gabriel mengatakan bahwa anginnya “cukup kencang,” dan beberapa orang harus berpegangan ketika balon udara lepas landas. “Ada truk yang menarik balon dengan kabel, yang bergerak sangat kencang dari satu sisi ke sisi lain,” katanya pada media Brasil, Globo News.
Gabriel menambahkan, ada kemungkinan gas bocor karena gerakan yang kuat, yang akhirnya menyebabkan terpal terbakar. “Meski tahan api, terjadi kebakaran hebat. Balon naik, dan setelah beberapa saat, akhirnya turun, dan saat itulah 13 orang, termasuk pilot, berhasil keluar,” katanya.
Rekaman Kecelakaan
Namun, balon udara itu dengan cepat naik kembali ke langit, dengan beberapa penumpang masih berada di dalamnya. Saat itulah “orang-orang mulai putus asa,” ujar Gabriel, seraya menambahkan bagaimana “beberapa orang akhirnya melompat keluar dari keranjang.”
“Mereka yang bertahan meninggal karena luka bakar,” sebutnya. Kecelakaan nahas itu terjadi di wilayah Praia Grande, yang merupakan tujuan wisata populer untuk balon udara. Tiga belas dari 21 penumpang di dalam balon selamat, termasuk pilot.
Rekaman yang dibagikan media berita lokal G1 menunjukkan kepulan asap keluar dari balon yang terbakar saat meluncur ke tanah. Di video terpisah yang beredar di media sosial, dua orang terlihat jatuh saat api menyebar di dalam balon.
Penyebab kecelakaan masih diselidiki dan tim penyelamat berada di darat untuk mencari mereka yang belum ditemukan. Gabriel menyebut, hipotesis utamanya saat ini adalah kondisi cuaca buruk atau kesalahan manusia.
Kesaksian Pilot
Menurut media Brasil Jornal Razao, pilot yakin bahwa api dilaporkan bermula dari pembakar cadangan yang disimpan di keranjang. Ia menjelaskan, “Saya tidak tahu apakah api itu tetap menyala atau menyala kembali dengan sendirinya, tapi oborlah yang memulai semuanya.”
Setelah melihat api, dia segera mencoba menurunkan balon, memerintahkan penumpang melompat ketika balon mendekati tanah. G1 melaporkan bahwa waktu terbang balon yang diharapkan adalah 45 menit, dengan balon mencapai ketinggian lebih dari tiga ribu kaki.
Peristiwa ini terjadi kurang dari seminggu setelah seorang perempuan meninggal saat menaiki balon udara di kota São Paulo, Brasil. Juliana Alves Prado Pereira, seorang psikolog berusia 27 tahun dari wilayah Pouso Alegre di negara bagian Minas Gerais, sedang dalam perjalanan ke sana bersama suaminya, Leandro de Aquino Pereira.
Lebih dari 30 orang berada di dalam balon udara tersebut, dan 11 di antaranya terluka. Akhir pekan lalu, dua balon udara yang lepas landas dari Lembah Ihlara untuk penerbangan wisata pada Minggu, 15 Juni 2025, jatuh di dekat desa Gözlukuyu, Aksaray, Turki.
Kecelakaan Nahas Serupa
Dilaporkan bahwa seorang pilot meninggal dunia, sementara 19 wisatawan Indonesia terluka dalam kecelakaan tragis tersebut. Melansir Euronews, Selasa, 17 Juni 2025, Gubernur Aksaray Mehmet Ali Kumbuzoğlu menjelaskan kronologi kejadian dengan menyebut, pilot jatuh dari keranjang karena kakinya tersangkut tali.
“Sayangnya, pilot kami meninggal dunia karena terjebak di bawah keranjang,” sebut dia “Turis kami dalam kondisi baik. Kami membawa mereka ke rumah sakit dengan ambulans, pemeriksaan mereka masih berlangsung.”
Menurut kantor berita pemerintah Anadolu, balon udara lain yang diluncurkan di wilayah Guzelyurt juga terlibat insiden setelah mendarat dengan keras pada Minggu pagi. Kejadian di destinasi wisata populer Turki ini menyebabkan 12 wisatawan India mengalami “luka ringan.” Semua yang terluka dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Setelah tragedi ini, pemerintah setempat meluncurkan penyelidikan, sementara operator tur telah diimbau meninjau kembali protokol keselamatan mereka, lapor Mirror. Rekaman dari kantor berita Ilhas memperlihatkan satu balon kempes, dengan keranjang penumpang tergeletak miring, sementara petugas darurat merawat korban luka.