Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menjadikan gas bumi sebagai kunci dalam mendukung transisi energi nasional untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE). Energi tersebut pun memiliki peran krusial untuk memastikan sistem kelistrikan tetap stabil.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, mengatakan, energi gas bumi merupakan tulang punggung keandalan sistem kelistrikan nasional seiring dengan pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Sehingga memegang peran sebagai sumber energi penunjang transisi energi.
“Gas bukan hanya sumber energi transisi, tetapi juga penyeimbang yang fleksibel sebagai load follower dan peaker di tengah pengembangan besar-besaran energi baru terbarukan (EBT). ,” kata Rakhmad, Minggu (21/9/2025).
Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, PLN memproyeksikan peningkatan kebutuhan listrik nasional dari 306 terawatt-hour (TWh) pada 2024 menjadi 511 TWh pada 2034. Lonjakan ini dipicu pertumbuhan signifikan terutama dari pusat data (data center), kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan peningkatan penggunaan alat elektronik terutama AC.
“Kami mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi listrik dalam sepuluh tahun mendatang, terutama dari pelanggan eksisting, pusat data, hilirisasi tambang dan kelapa sawit, pertumbuhan kendaraan listrik, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), serta sektor maritim dan pariwisata. Untuk itu, PLN EPI harus siap memastikan ketersediaan pasokan energi yang cukup dan andal,” papar Rakhmad.