Israel menutup sementara wilayah udaranya pada Minggu (22/6/2025) sebagai langkah pencegahan menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran — Fordow, Isfahan, dan Natanz.
Pengumuman ini disampaikan oleh Otoritas Bandara Israel, yang menyebut keputusan tersebut diambil sebagai langkah keamanan nasional untuk mengantisipasi kemungkinan balasan dari Teheran, dikutip dari laman Times of Israel, Minggu (22/6).
Penutupan wilayah udara ini berlaku untuk seluruh penerbangan sipil dan komersial yang masuk dan keluar dari Israel. Sejumlah maskapai dilaporkan telah menyesuaikan jadwal penerbangan mereka, sementara beberapa rute internasional dialihkan untuk menghindari langit Israel hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Meskipun wilayah udara ditutup, Otoritas Pelabuhan Israel menyatakan bahwa penyeberangan darat menuju Mesir dan Yordania tetap dibuka. Ini berarti bahwa jalur darat seperti penyeberangan Taba (menuju Mesir) dan Allenby Bridge atau Sheikh Hussein Crossing (ke Yordania) masih beroperasi seperti biasa, namun dengan peningkatan pengawasan dan keamanan.
Langkah ini menunjukkan betapa tingginya ketegangan di kawasan menyusul serangan militer Amerika Serikat yang didukung secara strategis oleh Israel.
Meskipun Israel tidak secara langsung mengonfirmasi keterlibatannya dalam serangan udara tersebut, pemerintahnya sebelumnya telah meluncurkan serangkaian serangan terhadap sistem pertahanan dan rudal Iran dalam beberapa minggu terakhir.
Keputusan Israel untuk menutup wilayah udara juga mencerminkan kekhawatiran akan kemungkinan aksi balasan dari Iran atau sekutunya, termasuk Hizbullah di Lebanon atau kelompok bersenjata pro-Iran di Suriah.
Kesiagaan Militer Israel
Situasi ini memicu lonjakan kesiagaan militer di seluruh wilayah, dengan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan berada dalam status siaga tinggi.
Penutupan ruang udara sebagai respons cepat terhadap potensi ancaman bukanlah hal baru bagi Israel.
Serangan AS terhadap situs nuklir Iran secara langsung menempatkan kawasan dalam bahaya eskalasi lebih lanjut. Iran sendiri telah berulang kali memperingatkan bahwa keterlibatan Amerika Serikat dalam agresi militer terhadap wilayahnya akan dianggap sebagai deklarasi perang terbuka.
Dalam situasi yang masih berkembang ini, keputusan Israel untuk menjaga jalur darat tetap terbuka mungkin dimaksudkan untuk menjaga jalur evakuasi atau akses logistik, sekaligus menunjukkan bahwa situasi masih terkendali. Namun, publik di Israel dan wilayah sekitarnya terus memantau perkembangan, karena satu langkah balasan dari Iran bisa menjadi titik balik krisis yang lebih besar di Timur Tengah.