
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali meningkatkan pengawasan guna mencegah penyelundupan narkoba, menyusul ekspansi kartel narkoba Amerika Latin yang menyasar pusat wisata Indonesia. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali bekerja sama dengan Bea Cukai, PT Angkasa Pura, dan pihak terkait melakukan pemeriksaan intensif di terminal kedatangan internasional sejak 30 Juli 2025.
Kepala BNN Komjen Pol Marthinus Hukom mengungkapkan, Bali menjadi jalur utama penyelundupan narkoba dengan pelaku dari berbagai negara seperti Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan. Kepala Bidang Pemberantasan dan Intelijen BNNP Bali, Kombes Pol I Made Sinar Subawa, menegaskan peningkatan kewaspadaan ini untuk melindungi Bali sebagai destinasi wisata dunia.
Selain pengawasan narkoba, Bandara Ngurah Rai juga mengubah sistem pemeriksaan keamanan dengan menonaktifkan pemeriksaan bagasi di pintu masuk terminal keberangkatan internasional mulai 15 Juli 2025. Teknologi X-ray Multi View Dual-Energy (MVXR) di Hold Baggage Screening Check Point (HBSCP) menjadi fokus utama, memungkinkan pemeriksaan barang berbahaya lebih akurat dan efisien.
General Manager Bandara, Ahmad Syaugi Shahab, menyatakan sistem baru ini mengurangi antrean dan menciptakan perjalanan yang lancar serta nyaman, dengan tetap mengedepankan keamanan sesuai standar internasional. Ia mengimbau penumpang agar tidak membawa barang berbahaya seperti bahan mudah terbakar, gas terkompresi, dan barang berisi baterai litium dalam bagasi tercatat.
Dengan langkah ini, Bandara Ngurah Rai berharap dapat mempercepat proses perjalanan sekaligus memperkecil risiko masuknya narkotika ke Indonesia, menjaga Bali tetap aman sebagai destinasi wisata dunia.