Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi kritik masyarakat terkait minimnya ketersediaan lapangan kerja di Indonesia. Dia meminta semua pihak untuk instrospeksi diri serta bersyukur dalam menghadapi permasalahan yang ada.
“Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa lapangan pekerjaan tidak ada, saya pikir harus kita menjadi intropeksi kolektif gitu ya. Dan jangan kufur nikmat gitu,” ucap Bahlil dalam acara Human Capital Summit 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta, dikutip Rabu (4/6).
Bahlil menyebut sektor energi dan sumber daya mineral akan terus berkembang ke arah energi bersih dan terbarukan (EBT). Ia memprediksi sektor ini akan menciptakan lapangan pekerjaan hingga 6,3 juta posisi sampai 2030 mendatang.
“Dan ini kita membutuhkan lapangan pekerjaan kurang lebih sekitar 6,2 juta sampai dengan 2030,” tegasnya.
Dia menekankan saat ini pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan produksi (lifiting) minyak di berbagai sumur minyak. Diakuinya tren lifiting minyak terus mengalami penurunan dari waktu ke waktu.
“Tahun 1996-1997 itulah puncak lifting kita yang luar biasa. Dimana kita mampu memproduksi minyak kurang lebih sekitar 1,5 sampai 1,6 juta barrel per day. Dan konsumsi kita hanya kurang lebih sekitar 500 juta barrel per day,” tegasnya.
Di sisi lain, pemerintah juga terus mendorong hilirisasi di berbagi sektor mineral hingga perikanan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi hingga penciptaan lapangan kerja. Dia mencatat, kebutuhan anggaran untuk program hilirisasi ini sekitar 618 miliar USD hingga 2040 mendatang.
“Ini data dari Pak Nurul ini deputi di Kementerian Investasi, waktu saya masih CEO di Kementerian Investasi lah kira-kira begitu. 618 miliar USD ini kita bangun hilirisasi dari semua aspek. Tidak hanya pada aspek oil and gas, tidak hanya pada mineral batubara. Pertanian, perikanan, perkebunan,” tandasnya.