Warga China Suka Kopi Dicampur Santan, Brand Tiongkok Gandeng Produsen Kelapa Eksklusif dari Indonesia

Diposting pada

Menyambung tren minuman berbahan kelapa yang booming di China sejak 2022, warga negara itu kini disebut suka minum kopi dicampur santan. Memenuhi permintaan pasar, rantai kopi terbesar di Tiongkok, Luckin Coffee, menggandeng produsen kelapa eksklusif dari Indonesia.

Pihaknya menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Banggai pada Maret 2025. Kolaborasi ini menjadikan wilayah di Sulawesi Tengah tersebut sebagai sumber utama santan kelapa premium untuk produk andalan Luckin Coffee, Coconut Latte.

Kepulauan Banggai termasuk di antara daerah penghasil kelapa teratas di dunia. Berdasarkan perjanjian tersebut, pulau-pulau dalam perjanjian itu akan diberi nama “Luckin Exclusive Coconut Island,” menurut Global Times.

Rantai kopi tersebut akan mendapat sekitar satu juta ton bahan baku kelapa, yang memenuhi standar kualitasnya, selama lima tahun ke depan. Direktur Senior Pusat Rantai Pasokan Luckin Coffee, Li Shan, mengatakan bahwa kelapa berkualitas tinggi dari Kepulauan Banggai akan memperkuat rantai pasokan mereka.

Profil Luckin Coffee

Luckin Coffee, yang berkantor pusat di Xiamen, kota pelabuhan di tenggara China, didirikan tahun 2017 dan tumbuh pesat sebelum diketahui memalsukan setengah dari penjualannya pada 2019. Skandal ini menyebabkan perusahaan tersebut dihapus dari pencatatan di Nasdaq dan selanjutnya mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) pada 2021.

Sejak itu, Luckin Coffee bangkit kembali dan sekarang mendominasi pasar kopi Tiongkok dengan lebih dari 21 ribu toko di seluruh negeri hingga September 2024, mengalahkan rantai kopi raksasa AS, Starbucks. Perusahaan tersebut juga telah berekspansi ke luar negeri, mendirikan toko Asia Tenggara pertamanya di Singapura pada April 2023, kemudian menambah jumlah gerainya di negara-kota tersebut jadi 38.

Perusahaan ini membuka dua toko pertamanya di Malaysia pada Januari 2025, dengan rencana memiliki 200 gerai di sana dalam dua tahun ke depan, menurut Nikkei Asia. Sejak diluncurkan, Luckin telah menjual lebih dari 1,2 miliar Coconut Latte hingga Januari 2025.

Kelapa Langka di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan alias Zulhas sempat menyebut, ekspor kelapa ke China merupakan salah satu penyebab komoditas tersebut langka di dalam negeri. “Jadi di Tiongkok sekarang orang minum kopi bukan pakai susu, tapi pakai santan kelapa,” kata dia setelah meresmikan pameran World of Coffee (WOC) di Jakarta, Kamis, 15 Mei 2025, lapor Antara.

Ia berkata, tidak ada rencana menghentikan ekspor kelapa bulat, meski harga di dalam negeri terbilang tinggi. Zulhas mengatakan, saat ini harga jual kelapa bulat di tingkat petani cukup tinggi. “Petani lagi untung banyak sekarang. Baguslah untuk petani, ya,” katanya.

Dia merekomendasikan agar petani lebih banyak menanam pohon kelapa agar komoditas ini semakin melimpah dan mencukupi kebutuhan dalam negeri serta ekspor. “Solusinya tanam yang banyak,” imbuhnya.

Dalam sambutannya, Zulhas mengungkap, pemerintah saat ini fokus mengembangkan produksi kopi Indonesia, karena memiliki potensi yang besar di pasar dunia. “Indonesia berada di urutan keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia,” kata dia. 

Kopi Indonesia Salip Vietnam

Dengan Indonesia jadi tuan rumah WOC, Zulhas berharap, Indonesia bisa menyalip posisi Vietnam. Saat ini, Negeri Naga Biru berada di posisi kedua dalam daftar produsen kopi terbesar di dunia. 

Produktivitas kopi Indonesia, menurut Zulhas, sedang bagus dan bisa terus meningkat. Salah satu cara meningkatkan produktivitas kopi adalah dengan memilih bibit yang berkualitas. Di samping itu, teknik pengolahan dan pengemasan juga penting untuk diperhatikan.

Lebih jauh, Zulhas mengatakan, Indonesia memiliki wilayah yang sangat cocok untuk perkebunan kopi. Disebutkan, Indonesia memiliki 54 Indikasi Geografis (IG) sebaran kopi, yakni 26 IG arabika, 24 IG robusta, tiga IG liberica dan satu IG excelsa.

“Kopi bukan hanya komoditas, tapi bagian dari bentuk kehidupan masyarakat kita di setiap sudut negeri, dari pegunungan Gayo hingga lereng Toraja, kopi jadi simbol kerja keras, warisan budaya, dan kebanggaan bangsa kita,” terangnya.