
Varian baru Covid-19 bernama Nimbus atau NB.1.8.1 kini menyebar dengan cepat secara global, termasuk di China, Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat. Varian ini diduga menjadi pemicu lonjakan kasus di beberapa negara tersebut.
Menurut laporan, gejala yang muncul pada penderita Covid-19 varian Nimbus hampir mirip dengan infeksi sebelumnya, namun memiliki keluhan khas berupa sakit tenggorokan yang tajam dan menusuk, terutama di bagian belakang tenggorokan. Rasa nyeri ini digambarkan seperti tertusuk pecahan kaca.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Mei lalu memasukkan varian NB.1.8.1 sebagai varian yang sedang dipantau karena mutasi pada protein lonjakannya dan penyebarannya yang cepat. Di Amerika Serikat, varian ini sudah menjadi yang kedua paling umum, ditemukan pada sekitar 37% sampel Covid-19 yang diuji.
Meski demikian, gejala sakit tenggorokan parah tidak selalu berarti terinfeksi Covid-19 Nimbus. Berbagai penyebab lain seperti infeksi virus atau bakteri lain, alergi, refluks asam, makanan pedas, hingga kondisi lain bisa menimbulkan faringitis atau radang tenggorokan.
Para ahli menyarankan agar sakit tenggorokan yang berlangsung lebih dari satu minggu segera diperiksakan ke tenaga medis profesional. Pemeriksaan menyeluruh termasuk fisik tenggorokan dan tes laboratorium diperlukan untuk memastikan penyebabnya.
Dengan demikian, meski varian Nimbus memiliki gejala khas, diagnosis akurat hanya dapat diperoleh melalui evaluasi medis lengkap. Masyarakat dihimbau tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan.