Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan uang Rupiah edisi terbaru pada tanggal 19 Desember 2016 lalu. Penerbitan uang Rupiah baru ini sendiri merupakan implementasi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Adapun uang Rupiah baru tersebut terdiri dari tujuh pecahan uang kertas dan empat pecahan uang logam. Rupiah kertas yang diterbitkan terdiri dari nominal Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000. Sementara untuk uang logam terdiri dari pecahan Rp1.000, Rp500, Rp200, dan Rp100.
Pertanyaannya, apa alasan Bank Indonesia (BI) mengeluarkan uang baru dan apa saja yang berubah dari Rupiah baru dibanding dengan yang sebelumnya? Berikut adalah ulasannya.
Inilah Alasan Bank Indonesia (BI) Mengeluarkan Uang Baru
Ternyata Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral melakukan penerbitan uang baru tahun emisi (TE) 2016 bukan tanpa alasan. Dengan berpedoman pada UU No. 7 Tahun 2011, terbitnya uang baru ditujukan untuk melaksanakan dan mewujudkan apa yang termuat dalam UU.
Sebab pada uang-uang sebelumnya apa yang termuat dalam UU No. 7 Tahun 2011 belum terimplementasikan secara nyata. Misalnya, pencatuman tanda tangan Gubernur Bank Indonesia (BI) dan Menteri Keuangan RI yang sebelumnya tidak ada kini di uang baru sudah ada. Atau pencantuman frasa “Negara Kesatuan Republik Indonesia” yang kini bisa ditemukan di uang baru.
Nama Pahlawan di Rupiah Baru, Sukarno-Hatta Tetap Tak Terganti
Seperti edisi sebelumnya, uang Rupiah baru ini masih menampilkan gambar pahlawan dari berbagai wilayah di Indonesia. Total, terdapat 12 orang pahlawan yang wajahnya ditampilkan dalam uang Rupiah itu. Keberadaan 12 pahlawan dari berbagai wilayah Indonesia merupakan wujud dari NKRI yang bhinneka atau beragam.
Namun, dari 12 nama itu, mereka hanya dibagi dalam 11 uang Rupiah baru saja, hal tersebut terjadi karena ada satu pecahan yang menampilkan dua pahlawan. Siapa saja pahlawan-pahlawan tersebut?
1. Sukarno dan Mohammad Hatta
Seperti edisi sebelumnya, kedua proklamator Indonesia ini tetap terpampang di dalam uang Rupiah baru pecahan Rp100.000 kertas.
2. Djuanda Kartawidjaja
Nama ini menghiasi uang Rupiah baru pecahan Rp50.000 kertas terbaru. Bagi yang belum mengenalnya, ia lebih dikenal sebagai Ir. Djuanda yang namanya dijadikan nama beberapa nama jalan besar di berbagai provinsi di Indonesia. Djuanda lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 14 Januari 1911.
3. Sam Ratulangi
Untuk pecahan Rp20.000 kertas, ditampilkan wajah pahlawan baru yaitu Dr. Gerungan Saul Samuel Jozias Ratulangi atau yang lebih dikenal sebagai Sam Ratulangi.
4. Frans Kaisepo
Frans Kaisepo ialah pahlawan kemerdekaan Indonesia asal Biak, Papua yang lahir pada pada 10 Oktober 1921. Ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua di tahun 1964-1973. Wajah dari Frans Kaisepo menghiasi uang Rupiah baru pecahan Rp10 ribu kertas.
5. Idham Chalid
Selanjutnya, untuk pecahan Rp5.000 kertas, terpampang wajah Dr. K.H. Idham Chalid yang merupakan pahlawan dari Kalimantan Selatan. Di masanya, ia adalah politikus yang cukup berpengaruh karena ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada kabinet Djuanda.
6. Mohammad Hoesni Thamrin
Hoesni Thamrin merupakan perintis Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Wajahnya terpampang pada uang Rupiah pecahan Rp2 ribu kertas terbaru. Selain itu, namanya diabadikan sebagai nama jalan utama di Jakarta.
7. Tjut Meutia
Untuk uang Rp1.000 kertas, ada nama pahlawan nasional asal Pirak, Aceh Utara, yaitu Tjut Nyak Meutia atau Tjut Meutia. Namanya dijadikan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 107/1964 pada tahun 1964.
8. I Gusti Ketut Pudja
Gambar wajah Mr. I Gusti Ketut Pudja ditampilkan pada uang Rupiah terbaru pecahan Rp1.000 logam. Bagi Anda yang belum mengenalnya, Ia dikenal sebagai salah satu tokoh penemu Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI karena ikut serta dalam perumusan negara Indonesia melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mewakili Sunda Kecil atau saat ini Bali dan Nusa Tenggara.
9. T.B. Simatupang
Tahi Bonar Simatupang atau yang lebih dikenal sebagai T.B. Simatupang merupakan seorang tokoh militer berpangkat Letnan Jenderal TNI. Ia diangkat sebagai pahlawan nasional pada tanggal 8 November 2013. Gambar wajahnya menghiasi uang Rupiah baru pecahan Rp500 logam.
10. Tjipto Mangunkusumo
Tjipto Mangunkusumo adalah seorang dokter dan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia juga dikenal sebagai salah satu dari Tiga Serangkai bersama dengan Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara. Wajah Tjipto Mangunkusumo terpampang di uang Rupiah baru pecahan Rp200 logam. Namanya saat ini juga dijadikan sebagai nama dari sebuah rumah sakit besar di Jakarta.
11. Herman Johannes
Gambar wajah Prof. Dr. Ir. Herman Johannes atau yang lebih sering dikenal sebagai Herman Johannes Herman Johannes menghiasi uang Rupiah baru pecahan Rp 100 logam. Ia adalah seorang cendekiawan, politikus, ilmuwan Indonesia, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Pahlawan Nasional Indonesia.
Fitur Keamanan Rupiah Baru: Dari Color Shifting hingga Rectoverso
Selain nama pahlawan baru, salah satu isu yang selalu dipermasalahkan setiap kali Bank Indonesia meluncurkan uang baru adalah perubahan atau perkembangan fitur pengamanan. Hal ini penting agar uang Rupiah sulit untuk dipalsukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Untuk edisi terbaru Rupiah yang diluncurkan 2016 ini, BI memastikan kalau uang ini sudah mendapat penguatan sistem keamanan. Berikut ini beberapa fitur keamanan terbaru ini pada Rupiah baru tahun emisi 2016.
1. Color Shifting
Colour Shifting via bi.go.id
Apabila uang dilihat dari sudut pandang yang berbeda, maka akan terjadi perubahan warna secara kontras.
2. Rainbow Feature
Apabila uang dilihat dari sudut pandang tertentu, maka akan muncul gambar tersembunyi multi warna seperti pelangi berupa angka nominal.
3. Latent Image
Apabila uang dilihat dari sudut tertentu, maka akan muncul gambar tersembunyi berupa teks BI pada bagian depan dan angka nominal di bagian belakang.
4. Ultra Violet Feature
Pada uang Rupiah sebelumnya, sebenarnya fitur ini sudah ada. Tapi khusus untuk Rupiah edisi baru, dilakukan penguatan desain UV feature yang memendar menjadi dua warna di bawah sinar UV.
5. Rectoverso
Apabila diterawang, akan terbentuk gambar saling isi berupa logo Bank Indonesia. Keberadaan fitur keamanan rectoverso inilah yang kemudian memicu polemik di tengah-tengah masyarakat. Sebab ada sekelompok orang yang tidak memahami sama sekali cara kerja fitur rectoverso lantas menganggapnya sebagai simbol palu arit.
Tak sedikit pula yang percaya mungkin karena kurang kritis atau mungkin karena kesulitan berpikir sehingga dengan mudah melempar caci maki ke Rupiah baru. Lalu menghasut orang-orang di media sosial untuk menentang penerbitan uang baru.
6. Tactile Effect
Fitur ini merupakan penyempurnaan fitur kode tuna netra (blind code) yang sudah ada di dalam pecahan Rupiah lama. Di mana BI melakukan perubahan desain pada bentuk kode tuna netra berupa efek rabaan (tactile effect) untuk membantu membedakan antar pecahan dengan lebih mudah.
Menurut Direktur Eksekutif Pengelolaan Uang BI, Suhaedi, dengan peningkatan fitur keamanan ini, mata uang Rupiah bisa dibilang menjadi salah satu mata uang yang memiliki tingkat keamanan tertinggi di dunia. “level pengamanan uang yang diterapkan Bank Indonesia sebenarnya sudah sesuai dengan yang biasa diterapkan di berbagai negara. Hanya saja, tidak semua negara menerapkan semua level yang ada,” katanya.
Untuk diketahui, kategori sistem pengamanan uang suatu negara terdiri dari 3 level yaitu, Level 1 (terbuka/covered), yang dapat dideteksi tanpa bantuan alat (3D). Lalu level 2 (semi tertutup/semi covered), yang dapat dideteksi dengan memakai alat sederhana seperti kaca pembesar dan lampu ultraviolet (UV). Terakhir, level 3 (tertutup/covered), yang hanya dapat dideteksi dengan menggunakan mesin sortasi yang dimiliki oleh Bank Sentral atau peralatan laboratorium/forensik.