Trump Perintahkan Genjot Pengeboran Minyak di Tengah Ancaman Iran Tutup Selat Hormuz

Diposting pada

Washington, 24 Juni 2025 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan Departemen Energi untuk mempercepat pengeboran minyak nasional di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz.

Lewat unggahan di platform Truth Social, Trump menegaskan pentingnya menjaga pasokan energi domestik. “Bor sayang, bor. Maksud saya sekarang, meskipun tidak ada gangguan minyak besar setelah pemboman Iran,” tulisnya. Dalam unggahan lain, ia memperingatkan pelaku pasar, “Semua orang, pertahankan harga minyak tetap rendah, saya mengawasi!”

Menteri Energi AS Chris Wright menyatakan dukungan penuh terhadap perintah Trump, meskipun belum jelas langkah konkret apa yang akan diambil kementerian untuk merealisasikan perintah tersebut.

Ketegangan meningkat usai Israel dan AS menyerang tiga fasilitas nuklir Iran—Natanz, Fordo, dan Isfahan—pada Sabtu (21/6). Iran merespons dengan mengancam akan menutup Selat Hormuz, jalur vital perdagangan global yang dilalui sekitar 20 juta barel minyak per hari, atau 20% konsumsi global.

Parlemen Iran dilaporkan mendukung rencana penutupan selat, meskipun keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran. Jika ditutup, dampaknya terhadap pasar energi dunia akan sangat besar.

Harga minyak global langsung melonjak lebih dari 9% pada Jumat (13/6), mencapai level tertinggi dalam lima bulan. Goldman Sachs memprediksi harga minyak mentah Brent dapat menyentuh US$110 per barel jika Selat Hormuz ditutup, dengan proyeksi rata-rata stabil di US$95 per barel pada kuartal IV 2025.