Reksa dana merupakan instrumen investasi yang paling digemari para pemula. Selain risikonya yang lebih kecil, modal untuk berinvestasi reksa dana sendiri cukup terjangkau. Cuma dengan Rp500 ribu saja, seseorang bisa membeli produk reksa dana yang sesuai keinginannya.
Meski begitu, reksa dana bukanlah investasi yang memberikan keuntungan terbesar. Besarnya keuntungan biasanya mengikuti potensi kerugian yang investor rasakan.
Namun, ada beberapa trik investasi reksa dana yang dipastikan membuat keuntungan semakin besar. Apa saja?
5 Trik Investasi Reksa Dana yang Untungnya Besar
1. Menggunakan Strategi Lump Sump
Maksud dari strategi ini adalah menempatkan semua modal yang dimiliki secara bersamaan pada satu jenis produk reksa dana yang sama. Apabila modal awalmu sebesar Rp100 juta, maka uangnya kamu belikan produk sama.
Strategi ini bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Maka, manajer investasi menyarankan agar investor membeli saat harga reksa dana sedang turun sehingga peluang balik modalnya besar dan makin cepat.
Kekurangannya adalah saat harga reksa dana turun. Kamu harus menanggung sejumlah kerugian dalam jumlah besar dan tidak punya kesempatan untuk mengkover kerugiannya. Sebab, seluruh modal ditaruh di tempat yang sama.
Lain halnya kalau kamu punya “keranjang” investasi lain, maka masih ada yang bisa diharapkan kalau sewaktu-waktu yang satunya tidak berjalan dengan baik.
2. Menggunakan Strategi Market atau Pasar
Meski tingkat risiko investasi reksa dana tidak setinggi saham, bukan berarti kamu bisa menyepelekan instrumen yang satu ini. Kalau saja kamu lalai dan salah membeli produk, yang ada uangmu akan raib secara perlahan. Kemungkinan untuk baliknya sangat lama karena naik turunnya harga sangat berpengaruh terhadap pasar.
Itu sebabnya kenapa strategi market atau pasar penting diterapkan saat berinvestasi reksa dana. Strategi ini akan membantumu menentukan waktu yang pas untuk melakukan pembelian maupun penjualan reksa dana.
Sebaiknya, lakukan pergerakan cepat saat harga reksa dana sedang turun. Pastikan kamu melakukan sejumlah diversifikasi produk untuk meminimalisir kerugian saat kondisi pasar sedang anjlok.
Begitu pula saat harganya naik dan sudah mencapai target keuntungan yang kamu inginkan di awal. Sebaiknya, jual reksa dana milikmu sebelum harganya kembali turun. Lebih baik untung sedikit dan beralih ke instrumen lain daripada untung besar, tapi dananya selalu nyangkut.
3. Menggunakan Strategi Cost Average
Strategi cost average ini mengajakmu untuk berinvestasi dalam jumlah yang sama setiap bulan. Jika kamu berencana berinvestasi selama 3 tahun lamanya dengan nominal penyetoran Rp500.000 per bulan, setiap bulannya kamu harus menyerahkan sejumlah uang ini kepada platform pengelola reksa dana.
Dalam strategi ini, kamu tidak perlu ambil pusing terhadap harga reksa dana di pasar setiap harinya. Naik atau turun, kamu harus tetap menyetorkan uang dengan jumlah yang sama sampai batas waktu yang ditentukan berakhir.
Strategi ini sangat cocok untuk kamu yang punya penghasilan tetap setiap bulan. Ketika tanggal untuk berinvestasi tiba, kamu dapat setorkan uang dengan segera untuk menghindari adanya keterlambatan dana masuk.
Jika penghasilanmu tidak tetap, sah-sah saja kalau ingin join pada strategi yang satu ini. Tapi, dengan catatan kamu selalu menyisihkan uang dalam jumlah yang sama setiap bulan. Jadi, kapanpun harga reksa dana turun, setidaknya kamu sudah siapkan modalnya.
4. Menggunakan Strategi Average Up
Strategi ini merupakan salah satu strategi yang kerap kali digunakan dalam investasi saham. Sistem kerjanya sederhana, yaitu kamu melakukan pembelian secara bertahap saat harganya terindikasi akan turun guna meningkatkan keuntungan.
Pembelian harus dilakukan secara rutin. Misalnya, sekali dalam seminggu, sekali sebulan, dan seterusnya. Lama-kelamaan, total reksa dana yang dibeli menjadi banyak.
Tenang, kamu tidak harus fokus pada reksa dana yang harganya mahal. Harga yang murah pun sudah lebih dari cukup. Intinya, kamu harus menanamkan niat untuk berinvestasi dalam diri sendiri sejak dini agar dalam prakteknya semangat melakukannya.
5. Menggunakan Strategi Beli dan Tahan
Beli atau buy dan tahan atau hold adalah istilah yang sangat akrab didengar dalam dunia investasi. Buy maksudnya membeli reksa dana perusahaan, tentunya saat harga turun sehingga uang yang dikeluarkan lebih sedikit dari seharusnya.
Sedangkan hold adalah strategi untuk mempertahankan harga saham. Alasannya bisa jadi karena ada indikasi saham tersebut akan mengalami kenaikan dalam beberapa waktu ke depan.
Kenaikan ini biasa terjadi saat banyaknya aktivitas penjualan di reksa dana. Alangkah baiknya sediakan modal dalam jumlah yang besar.
Jika sewaktu-waktu ada harga reksa dana yang turun, sebaiknya beli sebanyak-banyaknya. Jangan lupa perhatikan kinerja perusahaannya juga, total aset dan utang untuk mengurangi dana minus.