Presiden Prabowo Subianto memutuskan empat pulau yang sempat menjadi bagian Sumatera Utara tetap menjadi milik Aceh. Hal itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 17 Juni 2025. Itulah top 3 news hari ini.
Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memutuskan empat pulau yang sempat menjadi bagian Sumatera Utara tetap menjadi milik Aceh. Hal itu disampaikan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa 17 Juni 2025. Itulah top 3 news hari ini.
Konferensi pers turut dihadiri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Gubernur Aceh Muzakir Manaf.
Saat Mensesneg Prasetyo Hadi mengumumkan keputusan itu, Bobby mengangguk pelan. Seketika, ia menirukan pelafalan kata ‘Aceh’ dari mulutnya. Mengikuti gaya penyebutan Mensesneg.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto menyelesaikan rangkaian kunjungan kenegaraan selama dua hari di Singapura, Senin 16 Juni 2025 malam. Prabowo pun langsung meninggalkan Singapura dan bertolak ke Rusia untuk melanjutkan rangkaian kunjungan kerja.
Berdasarkan siaran pers Sekretariat Presiden, Prabowo bersama rombongan terbatas lepas landas dari Pangkalan Udara Paya Lebar Air Base sekitar pukul 22.45 waktu setempat. Dia didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Keberangkatan Prabowo dilepas secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Duta Besar Singapura untuk Indonesia Kwok Fook Seng, serta Duta Besar RI di Singapura Suryo Pratomo dan Atase Pertahanan KBRI Singapura Kolonel Hendra Supriyadi.
Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait usang, lembab, dan dipeluk semak belukar—itulah kesan pertama saat Reporter Liputan6.com Radityo Priyasmoro menapaki area eks Terminal Bandar Udara Kemayoran, Selasa 17 Juni 2025.
Di masa jayanya, bangunan ini bukan sekadar ruang tunggu penumpang, tetapi juga panggung kejayaan dunia penerbangan Indonesia. Kini, hanya tinggal puing-puing kenangan di wilayah utara kota yang terus tumbuh.
Tanaman liar menjalar hingga ke dinding-dinding kusam yang terkelupas, sementara pohon beringin tua menunduk di sisi bangunan, seolah ikut meratapi nasibnya. Lantai yang becek dan berlumut menyambut langkah kaki, mengingatkan bahwa waktu memang tak pernah menunggu.