Jajaran Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) melalui Komando Daerah Angkatan Laut (Kodaeral) II Padang membangun jembatan darurat sambil mendistribusikan bantuan logistik untuk korban bencana banjir bandang di Nagari V Jorong, Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa 9 Desember 2025.
Upaya membangung jembatan darurat tersebut dilakukan untuk membuka jalur akses darat agar logistik bisa sampai ke lokasi.
“Tim Satgas Penanggulangan Bencana Alam Kodaeral II, diterjunkan ke lokasi bencana dengan fokus memulihkan akses vital bagi masyarakat yang terputus akibat bencana alam,” ujar Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul saat dikonfirmasi, melansir Antara, Rabu (10/12/2025).
Tunggul mengatakan, personel satgas yang kerahkan merupakan para prajurit dari prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) II Padang.
Kemudian, dalam siaran pers tersebut, Komandan Tim Satgas Lettu Mar Khaelani Alfian, proses pembangunan jembatan sementara berjalan dengan aman.
Jembatan beralaskan kayu itu pun berfungsi dan langsung digunakan petugas untuk membawa bantuan logistik ke lokasi bencana.
“Dengan jembatan ini, personel bisa membuka jalur serta melaksanakan distribusi logistik bantuan bagi masyarakat ke kantor Walinagari Tiku V Jorong,” kata Khaelani.
Dia memastikan dengan terbukanya akses, personel akan semakin intens dalam mengirimkan bantuan logistik ke wilayah Nagari V.
Dengan upaya tersebut, Khaelani berharap proses pemulihan pascabencana di wilayah Padang bisa berjalan maksimal.
Membedah Spesifikasi Bailey, Jembatan Bongkar Pasang Milik TNI Sambungkan Daerah Terisolir Banjir
Sebelumnya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasang jembatan bailey untuk menghubungkan daerah terisolir akibat banjir di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.
“Sejumlah jembatan darurat atau biasa disebut bailey mulai dipasang pada beberapa titik di wilayah Provinsi Sumatra Barat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).
Bailey atau biasa disebut sebagai jembatan darurat, merupakan jembatan temporer yang bisa dibongkar pasang. Material jembatan bailey adalah besi dengan bobot total 24 ton. Pemasangan jembatan ini ditargetkan selesai pada 12 Desember 2025.
Jembatan bailey berasal dari Denzipur 2/PS Kodam XX/TIB merupakan tipe 1-1 dengan panjang 18 meter atau terdiri dari 6 petak. Pemasangan jembatan bailey ini menggantikan jembatan Sikabau yang putus diterjang banjir akhir November 2025 lalu.
Jembatan tersebut sebelumnya menghubungkan jalan Sikabau menuju wilayah Lembah Melintang di Kabupaten Pasaman Barat. Panjang jembatan putus mencapai 12 meter. Perkembangan pemasangan jembatan darurat berjalan delapan persen pada Minggu 7 Desember 2025.
“Jembatan ini merupakan penghubung antara wilayah Sikabau dan Lembah Melintang, walau bukan jalan lintas kabupaten tapi cukup vital dikarenakan Sikabau merupakan tempat wisata dan terdapat 500 KK,” Mayor Czi Bobby Andrias Komandan Detasemen Zeni Tempur 2/PS Kodam XX/TIB Payakumbuh menambahkan.
Sebanyak 12 personel Denzipur 2/PS Kodam XX/TIB, 50 personel Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 896/Serumpun Pseko, 6 personel Koramil 07/Air Bangis sebanyak dikerahkan untuk memasang jembatan.
Terdapat empat jembatan bailey prioritas untuk wilayah Sumbar. Selain pengganti jembatan Sikabau di Pasaman Barat, pemasangan jembatan darurat juga dilakukan di jembatan Supayang dan Bawah Kubang, Kabupaten Solok, serta jembatan Luhuang di Kabupaten Padang Pariaman.
BPBD Agam: 188 Korban Meninggal dan 72 Orang Masih Hilang Akibat Bencana Sumbar
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan, korban meninggal dunia dampak bencana hidrometeorologi di daerah itu mencapai 188 orang dan 72 orang belum ditemukan.
“Ini merupakan data pada Selasa (9/12) sekitar pukul 20.00 WIB,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Agam Rahmat Lasmono di Lubuk Basung, melansir Antara, Rabu (10/12/2025).
Ia mengatakan, 188 korban meninggal tersebut tersebar di Kecamatan Malalak sebanyak 14 orang dan tiga orang belum ditemukan, Kecamatan Tanjung Raya korban meninggal 10 orang, dan dua orang belum ditemukan.
Sementara, lanjut Rahmat, di Kecamatan Palupuh meninggal satu orang, Kecamatan Matur meninggal satu orang, Kecamatan Palembayan korban meninggal 138 orang dan belum ditemukan 66 orang, kemudian di Kecamatan Lubuk Basung korban belum ditemukan satu orang.
“23 korban meninggal dunia belum teridentifikasi oleh pihak kepolisian,” terang dia.
Rahmat menambahkan untuk pencarian korban belum ditemukan bakal dilanjutkan oleh tim gabungan dari BPBD Agam, TNI, Polri, Basarnas, Palang Merah Indonesia (PMI), relawan dan lainnya pada Rabu (10/12/2025) ini.
Menurut dia, pencarian korban menggunakan alat berat karena diduga korban tertimbun material banjir bandang berupa tanah dan pohon.
“Kami berharap korban bisa segera ditemukan dalam waktu dekat,” papar dia.
Rahmat melanjutkan, untuk korban masih dirawat sebanyak 13 orang, korban yang mengungsi 4.117 orang, dan terdampak atau terisolir 988 orang.
Rahmat melanjutkan, rumah rusak ringan 493 unit, rumah rusak sedang 359 unit, rumah rusak berat 600 unit, tempat ibadah terdampak 11 unit, jembatan rusak 67 titik dan jalan rusak 49 titik.
Setelah itu, kata dia, ada fasilitas pendidikan yang rusak 99 unit, irigasi rusak 125 unit, bendungan rusak 18 unit, ternak yang mati 6.025 ekor, dan lahan pertanian yang rusak 1.813,70 hektare.
“Total kerugian akibat banjir bandang, banjir, tanah longsor dan angin puting beliung tersebut Rp682,35 miliar,” tandas Rahmat.

