‘Menabung pangkal kaya’ merupakan sebuah pepatah yang kerap jadi acuan mengamankan finansial di masa depan. Namun, inflasi di Indonesia meningkat cukup pesat bahkan mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Tentunya hal itu berpotensi mengganggu ketahanan finansial. Terlebih jika terjadi risiko yang dapat menguras tabungan dan mengguncangkan kondisi finansial. Seperti, ketika tulang punggung keluarga meninggal dunia sehingga nihil pemasukan, hingga menanggung beban biaya ketika anggota keluarga dirawat, yang menjadi kian mahal akibat inflasi.
Sejatinya mengelola keuangan secara lebih baik mudah untuk dilakukan asalkan kita memiliki skala prioritas yang jelas dan cermat untuk alokasi tabungan, investasi, maupun proteksi diri
Lantas, bagaimana caranya untuk memulai tata kelola keuangan yang baik? Yuk, simak di bawah ini:
Evaluasi kondisi keuangan dengan mencatat pengeluaran rutin.
Pisahkan kebutuhan berdasarkan kategori kepentingannya. Utamakan untuk membayar cicilan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan membeli kebutuhan harian rumah tangga, lalu berurut memenuhi prioritas hingga ke yang paling tidak urgent. Urutan terakhir bisa diabaikan sementara jika kondisi keuangan tidak memungkinkan.
Sisihkan pemasukan untuk dana darurat.
Sebelum menanamkan investasi dan belanja pengeluaran untuk gaya hidup, jaga cashflow bulanan dengan menyisihkan 10-15 persen pemasukan agar siap menghadapi situasi tidak terduga. Meskipun penting, hanya 1,5 persen masyarakat Indonesia yang mempersiapkan dana darurat.
Idealnya Anda memiliki enam kali dari pengeluaran bulanan jika masih lajang, dan 12 kali dari pengeluaran bulanan apabila sudah berkeluarga.
Proteksikan diri dengan membeli produk asuransi.
Asuransi berfungsi sebagai proteksi yang akan melindungi Anda dari risiko finansial akibat sakit kritis, kecelakaan, cacat, meninggal dunia, dan lain sebagainya.
Di berbagai belahan dunia, penyebab utama kematian masih didominasi oleh Penyakit Tidak Menular (PTM), yaitu sebesar 60,26 persen, disusul oleh Penyakit Menular sebesar 29,02 persen. Sementara 10,19 persen risiko kematian tercatat akibat kecelakaan, baik itu kecelakaan lalu lintas, bencana alam, kebakaran dan lainnya.
Potensi risiko ini kian meningkatkan pentingnya asuransi pada rencana keuangan. Jika tidak dikelola dan dipersiapkan dengan baik, risiko yang terjadi dapat mengacaukan seluruh tata kelola keuangan. Maka dari itu, asuransi dapat membantu menjaga diri dari risiko serta meningkatkan ketahanan finansial.
Sebelum memilih asuransi, sebaiknya Anda telah memahami berbagai macam produk asuransi yang sesuai dengan kondisi dan rencana keuangan. Asuransi jiwa memberikan manfaat sejumlah uang pertanggungan asuransi kepada Penerima Manfaat, apabila Tertanggung asuransi meninggal dunia akibat masalah kesehatan penyakit atau kecelakaan.
Ada pula asuransi kesehatan yang memberikan jaminan biaya ketika pemegang polis mengalami gangguan kesehatan (sakit dan/atau kecelakaan). Asuransi kesehatan biasanya akan menanggung biaya rumah sakit (rawat inap, dokter, obat, dan tindakan) hingga biaya operasi berdasarkan syarat yang tertera di polis.
Ada juga produk unit link, yang memiliki beberapa manfaat sekaligus, yaitu perlindungan yang seiring waktu nasabah bisa menambahkan manfaat kesehatan (rider) lainnya sesuai kebutuhan, dan juga investasi dalam satu polis. Kenali unit link lebih lanjut disini.
Jika sudah mantap memilih tipe produk asuransi yang dirasa sesuai dengan kebutuhan, pastikan Anda juga memilih perusahaan asuransi yang terpercaya. Selama hampir 27 tahun Prudential Indonesia telah dipercaya untuk melindungi keluarga Indonesia, sebanyak 2,5 juta tertanggung di 2021.
Prudential Indonesia senantiasa membuktikan komitmen perlindungannya terhadap nasabah salah satunya melalui pembayaran klaim dan manfaat sebesar Rp16,6 triliun sepanjang 2021.
Setelah memahami tahapan tata kelola keuangan yang baik, termasuk manfaat dan berbagai jenis produk asuransi, saatnya Anda mulai merealisasikan langkah- langkah tersebut untuk tata kelola keuangan yang lebih baik bagi masa yang akan datang.