Telkomsel Mulai Tunjukkan Sinyal Pemulihan, Saham TLKM Bisa Tembus 3.000?

Diposting pada

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan sinyal positif dalam paparan kinerja kuartal I 2025 yang digelar pada Jumat (2/5). Salah satu insight penting yang disampaikan adalah pergeseran fokus manajemen dari sekadar mengejar pertumbuhan volume data ke arah monetisasi layanan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Hal ini dinilai sebagai langkah awal menuju pemulihan kinerja yang solid di semester II 2025.

Lonjakan trafik data di awal tahun ini diketahui banyak disumbang oleh program seasonal berupa bonus data dari paket perdana dan reguler. Namun, program ini bersifat sementara dan kini telah dihentikan. Meski keputusan tersebut berpotensi menurunkan volume trafik ke depan, hal ini justru membuka peluang bagi TLKM untuk meningkatkan ARPU (average revenue per user), sebuah indikator penting dalam profitabilitas operator telekomunikasi.

Pengamat Pasar Modal sekaligus Founder Stocknow.id, Hendra Wardhana menilai perubahan pendekatan ini sebagai strategi yang lebih sehat dalam jangka panjang. Alih-alih bersaing di ranah harga dan kuota, TLKM tampaknya mulai membidik peningkatan kualitas konektivitas serta loyalitas pelanggan yang lebih tinggi.

“Fokus TLKM mulai bergeser dari pertumbuhan volume ke optimalisasi nilai, yaitu monetisasi layanan yang lebih sehat dan berkelanjutan,” kata Hendra.

Strategi Baru Telkom Hadapi Tekanan ARPU yang Mulai Mereda

Penurunan ARPU yang selama ini menjadi momok bagi kinerja TLKM perlahan mulai menunjukkan perbaikan. Manajemen mengidentifikasi tiga penyebab utama: lemahnya daya beli, dominasi bonus data dalam struktur paket, serta penurunan kontribusi layanan legacy seperti SMS dan voice.

Untuk menjawab tantangan tersebut, TLKM melakukan penyederhanaan paket data dan mengarahkan fokus pada yield data yang lebih tinggi. Strategi ini memungkinkan efisiensi biaya sambil tetap mendorong pendapatan.

Dengan konsumen yang makin sadar terhadap kualitas jaringan dan nilai layanan, langkah TLKM ini diharapkan mampu meningkatkan loyalitas dan memperkuat profitabilitas. Dampak penuh dari strategi ini diperkirakan baru akan terlihat pada paruh kedua 2025.

“Tiga faktor utama penyebab penurunan ARPU, yakni lemahnya daya beli masyarakat, besarnya kontribusi bonus data, dan penurunan bisnis legacy seperti SMS dan voice—secara bertahap akan ditangani melalui strategi penyederhanaan paket data dan fokus pada data yield yang lebih tinggi,” ujar Hendra.

Saham TLKM Uji Resistance, Peluang Menuju Level 3.000 Terbuka

Secara teknikal, saham TLKM sedang berada dalam fase konsolidasi dengan menguji area resistance penting di level 2.760. Jika mampu breakout, saham ini memiliki ruang penguatan menuju level psikologis 3.000, yang menjadi target jangka menengah.

Pergerakan ini tidak hanya didorong oleh faktor teknikal, tetapi juga oleh perbaikan fundamental yang mulai terlihat. Sentimen positif lainnya datang dari pulihnya daya beli masyarakat, yang turut mendorong konsumsi layanan digital dan telekomunikasi, termasuk layanan fixed broadband dan mobile data.

Selain itu, TelkomGroup juga tengah mempercepat transformasi digital dan melakukan penataan ulang portofolio non-inti untuk menciptakan struktur bisnis yang lebih ramping dan efisien. Investor jangka menengah dinilai bisa memanfaatkan momen ini untuk masuk secara bertahap.

“Jika berhasil breakout secara meyakinkan, potensi penguatan terbuka menuju level psikologis 3.000,” kata Hendra.

Fondasi Baru TLKM: Digitalisasi dan Efisiensi Jadi Kunci

Meski masih transisi, TLKM dinilai sedang membangun fondasi yang kokoh untuk kembali ke jalur pertumbuhan. Transformasi digital, efisiensi operasional, dan restrukturisasi bisnis non-inti menjadi tiga pilar utama dalam strategi jangka menengah perusahaan ini.

Dengan digitalisasi yang semakin matang, TLKM bisa memanfaatkan skala ekonomi serta basis pengguna yang besar untuk menciptakan pendapatan berulang. Sementara itu, langkah efisiensi di sisi belanja modal dan operasional dapat memperkuat margin laba.

Restrukturisasi entitas non-inti juga akan membuka ruang bagi perseroan untuk lebih fokus pada lini bisnis utama, sekaligus meningkatkan valuasi perusahaan di mata investor. Strategi ini membuat saham TLKM semakin menarik untuk dikoleksi.

“Secara keseluruhan, meski masih berada dalam masa transisi, TLKM tengah menyiapkan pondasi yang lebih solid untuk kembali pada jalur pertumbuhan,” tutup Hendra.