Rahayu Saraswati menyatakan mundur sebagai anggota DPR RI. Keputusan tersebut diumumkan Sara langsung lewat akun Instagram miliknya, Rabu (10/9/2025).
Salah satu alasan Sara, sapaan dari Rahayu ini mundur lantaran videonya berisi agar anak muda bisa membuat usaha sendiri dan tak hanya bergantung pada pemerintah.
Dalam video itu, Sara mengajak masyarakat untuk menjadi pengusaha ketimbang bergantung pada pemerintah. Sara menilai pernyataan dalam video 28 Februari 2025 itu sengaja dipotong untuk memancing amarah masyarakat saat demo besar pada Agustus lalu.
Sebelum mundur, Sara yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI juga menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya tersebut.
“Dengan ini, saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada fraksi Partai Gerindra. Saya berharap masih dapat diberikan kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Keparwisataan yang merupakan produk legislasi kami di Komisi 7,” kata Sara dikutip dari akun IG miliknya, Rabu (10/9/2025).
Politisi Keponakan Prabowo
Keponakan Presiden Prabowo Subianto ini dikenal sebagai politisi sekaligus aktivis yang vokal menyuarakan hak perempuan, anak dan hak asasi. Sara merupakan putri dari Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Prabowo.
Nama lengkap Sara adalah Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo yang saat ini berusia 39 tahun. Dia adalah anak kedua dari pasangan Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo.
Dikutip dari laman MPR, Sara menempuh pendidikan sekolah dasar (SD) di Tarakanita 2 pada 1992 hingga 1998. Setelah itu, dia melanjutkan sekolah di United World College, Singapura hingga 1999.
Sara melanjutkan Pendidikan di College du Leman Swiss pada 1999 hingga 2003. Setelah lulus SMA Sara berkuliah di University of Virginia, Amerika Serikat. Dia diterima di Universitas Virginia dengan Early Decision dengan fokus di Drama dan Peradaban Kuno Yunani dan Roma hingga 2005.
Sara sempat pindah ke London, Inggris untuk mengikuti kursus seni peran di The International School of Screen Acting pada 2006-2007.
Selanjutnya, Sara memulai karirnya di dunia hiburan melalui perannya dalam trilogi film “Merah Putih” (2009-2011). Debutnya dalam film ini menandai awal perjalanannya di industri perfilman Indonesia. Selain berakting, dia berkontribusi sebagai produser pendamping untuk film “Hati Merdeka” (2011).
Selain berakting, Sara merambah dunia broadcasting dengan menjadi presenter di beberapa program televisi. Ia pernah menjadi ko-presenter untuk acara “Talk Indonesia” Metro TV (2010-2013) dan “Hot Indonesia” (2014), menunjukkan kemampuannya dalam membawakan program-program yang membahas isu-isu serius.
Jejak di Dunia Politik
Sara mengawali jejaknya di dunia politik dengan menjadi wakil ketua umum di Satuan Relawan Indonesia Raya (SATRIA) pada 2008. SATRIA merupakan organisasi sayap relawan dari Partai Gerindra.
Kemudian, Sara masuk organisasi Tunas Indonesia Raya, sayap pemuda Partai Gerindra lainnya pada 2012. Saat itu, Sara menjabat sebagai Kepala Bidang Pengembangan.
Setahun berikutnya, Sara masuk Partai Gerindra. Dia ditugaskan pada Dapil IV Jawa Tengah yang meliputi Sragen, Karanganyar dan Wonogiri. Sara menjabat sebagai Ketua Divisi Advokasi Perempuan di kepengurusan Partai Gerindra periode 2015-2020.
Pada Pemilu 2014, Sara mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Dapil Jawa Tengah IV. Dia berhasil lolos ke DPR dan menjabat hingga 2019 di Komisi VIII DPR.
Pada Pileg 2019, Sara kembali mencalonkan diri. Namun, dia gagal melenggang ke Senayan. Karir politik Sara pun berlanjut. Dia maju di kancah pemilihan kepala daerah. Ia maju sebagai calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan di Pilkada 2020. Saat itu, Sara maju bersama Muhamad.
Mereka menantang petahana Benyamin Davnie. Muhamad-Sara mendapatkan dukungan dari sembilan partai politik, mulai dari PDIP, Gerindra, PSI, hingga PAN. Namun, Muhamad-Sara gagal memenangkan Pilkada Tangsel.
Sara kembali ke parlemen untuk periode 2024–2029 dari Dapil Jakarta III yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Setelah dilantik, dia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI yang membidangi energi, riset, dan teknologi.
Saat itu, ia juga aktif dalam TKN Prabowo-Gibran, menjabat sebagai Wakil Komandan TKN Fanta. Sara juga menjadi Ketua Umum TIDAR pada 2021. Sara kembali terpilih menjadi Ketua Umum TIDAR periode 2025-2030.
Aktivis Sosial
Di bidang sosial, Sara aktif di beberapa organisasi seperti Kaukus Perempuan Politik Indonesia, Yayasan Peduli Down Syndrome Indonesia, Jaringan Nasional Anti Tidak Pidana Perdagangan Orang, Pemuda Tani Indonesia, dan Satuan Relawan Indonesia Raya.
Dalam kapasitasnya sebagai politisi, Sara dikenal karena fokusnya pada isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan anak. Ia menjabat sebagai Ketua Jaringan Nasional Anti Tindak Pidana Perdagangan Orang (JarNas Anti TPPO).
Sara giat memperjuangkan upaya pemberantasan perdagangan manusia di Indonesia. Sara pernah mengawal polemik pemecatan Ipda Soik usai membongkar kasus mafia BBM di NTT.
Sara bercerita, peran Ipda Rudy Soik dalam membongkar kasus-kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Sara mengaku sudah mengenal lama Rudy Soik ketika masih aktivis anti perdagangan orang tahun 2009 lalu.
Sebagai kolega, Sara mengaku tahu betul sepak terjang Rudy Soik, terutama dalam mengungkap kasus TPPO. Di antaranya, kasus TPPO yang menimpa TKI asal NTT Wilfrida Soik dan Mariance Kabu.
Sara sampai melapor ke Presiden Prabowo Subianto, jika nasib Rudy Soik, polisi yang dipecat karena membongkar kasus mafia BBM di Nusa Tengara Timur, tidak ditindaklanjuti dengan jelas oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).