Jakarta – Sonny Aribowo, Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mendedikasikan hidupnya meneliti Sesar Baribis yang membentang di bawah Jakarta hingga Jawa Barat. Sejak 2018, ia bersama tim menelusuri jalur patahan ini untuk memahami risiko gempa yang bisa mengancam jutaan penduduk.
Penelitian Sonny bermula dari saran gurunya, ahli seismologi Danny Hilman Natawidjaja, yang menekankan pentingnya meneliti jalur Baribis-Kendeng karena melintasi kota besar seperti Jakarta, Cirebon, hingga Surabaya. Dukungan riset dari LPDP, PuSGeN, dan BRIN memperkuat langkahnya menelusuri kawasan Majalengka, Purwakarta, Karawang, Depok, dan Bogor.
Hasil penelitian menunjukkan Sesar Baribis pernah bergerak setidaknya lima kali dalam 50.000 tahun terakhir, dengan endapan terganggu berusia sekitar 6.000 tahun. Gempa M 4,7 yang mengguncang Bekasi, Karawang, dan Purwakarta juga diduga berasal dari segmen Sesar Baribis atau Java Back-arc Thrust.
Meski sesar ini jarang terdengar publik, Sonny menegaskan potensi ancamannya nyata. Melalui publikasi ilmiah di jurnal Tectonics tahun 2022, ia menekankan bahwa penelitian ini bukan sekadar data ilmiah, melainkan misi mitigasi agar pemerintah dan masyarakat siap menghadapi risiko bencana.
“Kita hidup di jalur rawan bencana. Mitigasi harus ditanamkan sejak dini, supaya kita sadar dan siap,” ujarnya.