Serangan Israel Meningkat, Ratusan Tewas Saat Negosiasi Gencatan Senjata Dimulai di Doha

Diposting pada

Gaza/Doha, 18 Mei 2025 – Di tengah intensitas serangan Israel yang semakin mematikan, putaran baru negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas resmi dimulai di Doha, Qatar, pada Sabtu (17/5). Namun, upaya diplomatik ini berlangsung di tengah krisis kemanusiaan akut di Jalur Gaza.

Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, 146 orang tewas dan 459 luka-luka hanya dalam 24 jam terakhir. Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara melaporkan lonjakan jenazah dan kondisi fasilitas medis yang disebut “bencana total”.

Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer Israel bertajuk “Operation Gideon’s Chariots”, yang bertujuan merebut wilayah strategis di Gaza, menyusul kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kawasan Timur Tengah.

Tank dan pasukan Israel dikerahkan ke daerah padat penduduk seperti Beit Lahiya, Jabalia, dan Khan Younis, memperburuk eksodus massal warga sipil.

“Mereka memperlakukan kami seolah-olah kami bukan manusia,” kata Imad Naseer, warga yang mengungsi.

Doha: Negosiasi Berlangsung Tanpa Syarat Awal

Meski pertempuran terus berlangsung, Hamas dan Israel mengonfirmasi keikutsertaan dalam negosiasi di Doha. Hamas mengajukan tuntutan termasuk penghentian perang, penarikan pasukan, dan masuknya bantuan kemanusiaan. Israel, melalui Menteri Pertahanan Israel Katz, menyatakan fokus pada pembebasan sandera, namun menolak tawaran gencatan senjata sebagai syarat awal.

Gaza di Ambang Kelaparan

Sejak Maret, Israel telah menghentikan seluruh pasokan ke Gaza, memicu peringatan dari PBB tentang bencana kelaparan. Kepala bantuan PBB Tom Fletcher menyoroti potensi “genosida” dan membawa isu ini ke Dewan Keamanan PBB.

Meski Presiden Trump mengakui adanya kelaparan, Israel menuding Hamas menyalahgunakan bantuan dan menggunakan warga sipil sebagai tameng. Hamas membantah tuduhan tersebut.

Usulan Kontroversial Relokasi ke Libya

Dalam KTT Liga Arab di Baghdad, Presiden Mesir Abdel-Fatah al-Sisi mengecam keras operasi Israel. Sementara itu, laporan NBC News mengungkap bahwa pemerintahan Trump sedang merancang relokasi hingga 1 juta warga Palestina ke Libya, sebuah langkah yang ditolak tegas oleh seluruh kelompok politik Palestina dan dinilai sebagai pembersihan etnis terselubung.

Korban Tewas Capai 53.000 Jiwa

Perang yang telah berlangsung selama 19 bulan disebut telah menewaskan lebih dari 53.000 orang, serta menyebabkan hampir seluruh warga Gaza kehilangan tempat tinggal. Rumah sakit internasional, termasuk Rumah Sakit Indonesia, juga menjadi sasaran serangan.

Israel menyatakan tujuan militernya adalah menghancurkan kemampuan Hamas dan mencegah serangan seperti 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera 250 orang.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengisyaratkan kemungkinan pendudukan penuh Gaza dan pengawasan ketat distribusi bantuan di masa mendatang.