Sapi Termahal di Dunia Punya Pengawal Pribadi, Harganya Miliaran

Diposting pada

Jakarta, CNBC Indonesia – Sapi termahal di dunia, Viatina-19 FIV Mara Moveis, dilelang dengan harga US$4 juta (Rp65 miliar). Sapi spesial tersebut dikawal bodyguard dan kamera keamanan.

Viatina-19 merupakan sapi jenis Nelore (Ongole) dan berasal dari Brasil. Sebagai informasi, ada jutaan sapi di Brasil, tetapi Viatina-19 berbeda dari sapi-sapi lain.

Bobotnya tembus 1.100 kilogram atau 2 kali lipat lebih berat dibandingkan rata-rata sapi spesiesnya. Tak heran jika Viatina-19 dinobatkan sebagai sapi termahal di dunia oleh Guinness World Records, dikutip dari Independent, Rabu (4/6/2025).

Para ilmuwan iklim sepakat bahwa orang perlu mengurangi konsumsi daging sapi. Pasalnya, peternakan sapi menyumbang gas rumah kaca terbesar dari sektor pertanian dan penyebab penggundulan hutan Amazon.

Namun, di saat bersamaan, industri peternakan sapi merupakan sumber utama pembangunan ekonomi Brasil dan pemerintah berupaya keras untuk menguasai pasar ekspor baru. Eksportir daging sapi terbesar di dunia ingin semua orang, di mana pun, menyantap daging sapinya.

Perwujudan ambisi ternak Brasil adalah Viatina-19, hasil dari upaya bertahun-tahun untuk membesarkan sapi yang lebih berdaging. Saking berharganya, pemenang lelang bahkan membagi kepemilikan terhadap Viatina-19.

Mereka mengekstraksi telur dan sperma dari hewan juara ini, menciptakan embrio, dan menanamkannya pada sapi pengganti yang mereka harapkan akan menghasilkan spesimen luar biasa berikutnya.

“Kami tak memotong hewan berharga ini. Kami akan mengembangkan ternaknya. Pada akhirnya, hasil ternak ini bisa memberi makan seluruh dunia,” kata salah satu pemilik Viatina-19, Ney Pereira.

Klon Viatina-19 akan lahir dalam beberapa bulan, kata direktur komersial perusahaan Geneal Animal Genetics and Biotechnology, Paulo Cerantola.

Pereira mengatakan sapinya mendapat perlakuan khusus untuk meningkatkan produksi sel telur, tetapi akan tumbuh subur jika digembalakan.

Kehamilan Viatina-19 membawa ambisi lebih besar bagi para pemilik. Mereka menyasar ekspansi keturunan Viatina-19 yang mendatangkan keuntungan besar.

Sel telur Viatina-19 telah dijual ke pembeli di Bolivia yang berencana mengekspornya ke Uni Emirat Arab, India, dan Amerika Serikat.

“Saya harap [Viatina-19] akan menjadi basis untuk hewan yang lebih baik di masa depan, beberapa dekade dari sekarang,” kata Martins.