Sample MBG yang Bikin 171 Siswa di Bogor Keracunan Sedang Diperiksa di Labkesda

Diposting pada

Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani angkat bicara terkait ratusan siswa keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Penanggung Jawab SPPG Yayasan Bosowa Bina Insani, Eko Arianti mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan Badan Gizi Nasional (BGN) maupun Pemkot Bogor untuk terus melakukan evaluasi.

“Kami sudah menyerahkan sampel makanan yang kami distribusikan pada hari itu. Saat ini sedang diperiksa di Labkesda Kota Bogor dan menunggu hasilnya,” ujar Eko, pada Jumat (9/5/2025).

Atas nama yayasan, lanjut Eko, pihaknya menyampaikan rasa prihatin dan menyesal atas kejadian tersebut. Pihak yayasan juga telah mengunjungi beberapa siswa yang mengalami keracunan.

“Hal tersebut sebagai bentuk komitmen dan tanggung jawab kami terhadap pelaksanaan program ini,” jelasnya.

Ia menerangkan bahwa makanan yang disajikan dalam program MBG ini telah melewati serangkaian proses mulai dari pengolahan sampai dengan pendistribusian kepada 2977 porsi MBG untuk 13 sekolah.

“Sebelum didistribusikan kepada siswa, makanan tersebut diuji secara organoleptik, dan setiap makanan yang selesai dimasak dan sebelum dikemas dicicipi secara menyeluruh oleh petugas dapur,” terangnya.

171 Anak Keracunan MBG

Diketahui, sebanyak 171 orang dilaporkan keracunan usai menyantap MBG. Para siswa mulai merasakan mual, muntah, pusing dan diare pada Selasa 6 Maret dan baru dilaporkan keesokan harinya, 7 Maret 2025.

Dari 171 orang, 22 diantaranya dirawat di sejumlah rumah sakit, 29 orang rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan.

Adapun korban yang menjalani rawat inap di RS Hermina sebanyak 7 orang, RS Azra berjumlah 4 orang, RS Islam 6 orang, RS EMC 1 orang, RS Graha Medika 2 orang, dan RS Salak 2 orang.

Korban keracunan berasal dari enam sekolah yaitu TK Bina Insani sebanyak 18 orang, SD Bina Insani 2 orang, SMP Bina Insani 82 orang, SDN Kukupu 3 sebanyak 9 orang, SDN Kedung Jaya 1 sebanyak 16 orang, dan SDN Kedung Jaya 2 berjumlah 43 orang.

Selain siswa sekolah, beberapa diantaranya guru dan office boy juga mengalami keracunan makanan.