Proyek Sampah Jadi Listrik Dipastikan Ramah Lingkungan, Tak Hasilkan Gas Buang Berbahaya

Diposting pada

Jakarta — Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memastikan proyek waste to energy (WtE) atau pengolahan sampah menjadi listrik tidak akan menghasilkan gas buang yang mencemari lingkungan. Hal ini berkat penerapan teknologi tinggi dan standar baku mutu yang ketat.

“Tidak akan ada gas buang yang mencemari lingkungan karena kami menetapkan standar baku mutu baik untuk gas maupun limbah cair,” ujar Yuliot di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).

Menurut Yuliot, pengawasan dampak lingkungan proyek akan dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Proses pembakaran mencapai suhu 900 derajat Celsius, sehingga gas buang dapat diolah agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

Ia menambahkan bahwa teknologi serupa telah diterapkan di berbagai negara seperti Singapura, yang terbukti mampu mengurangi pencemaran dan menjadikan kota lebih bersih.

“Dengan pengolahan sampah menjadi energi, lingkungan menjadi lebih sehat dan kota lebih bersih,” tambahnya.

Sementara itu, Holding Investasi PT Danantara Investment Management (Persero) akan memulai tender tahap pertama proyek WtE di tujuh wilayah pada 6 November 2025. Proyek ini bernilai Rp 2,3–3,2 triliun per lokasi, dengan kapasitas pengolahan lebih dari 1.000 ton sampah per hari.

Adapun tujuh wilayah yang masuk batch pertama yakni Bali, Yogyakarta, Bogor Raya, Tangerang Raya, Semarang, Bekasi Raya, dan Medan Raya.

Danantara akan menyertakan modal 30% dalam proyek melalui dana Patriot Bond, sementara sisanya 70% berasal dari pinjaman perbankan. Perusahaan swasta dan BUMN akan dilibatkan dalam bentuk konsorsium untuk mempercepat realisasi proyek ramah lingkungan tersebut.