Liputan6.com, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengatakan percepatan program pembangunan energi baru terbarukan (EBT) bisa membawa dampak positif. Salah satunya dalam mengejar target nol emisi karbon atau Net Zero Emission (NZE) Indonesia per 2060.
Prabowo akan mengajak pihak swasta dan mitra asing untuk mulai menghitung kontribusi menuju swasembada energi. Utamanya, dia menyoroti pada bauran EBT.
“Kita akan berhitung dengan semua unsur pemrintah, swasta mitra asing untuk teruskan program kita menuju kepada swasembada energi terutama dengan energi terbarukan,” kata Prabowo dalam Pengoperasian dan Pembangunan EBT di 15 Provinsi, melalui konferensi video, di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025).
Atas dikebutnya proyek EBT, Prabowo meyakini target nol emisi karbon RI bisa dicapai sesuai rencana. Dia menuturkan, ini menjadi satu keunggulan di antara negara-negara lain.
“Kita akan mungkin jadi negara di dunia mungkin yang bisa menuju zero carbon emision tepat pada waktu yang direncanakan,” tegas dia.
Ada 55 proyek EBT yang diresmikan Kepala Negara. Delapan di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan 47 lainnya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan 55 proyek pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini diyakini sebagai upaya menuju swasembada energi.
“Dengan mengucap bismillahirrahmaanirrahim, pada siang hari ini Kamis 26 Juni tahun 2025, saya Prabowo Subianto Presiden Republik Indonesia meresmikan pengoperasian dan pembangunan energi baru terbarukan di 15 provinsi dan peningkatan produksi minyak 30 ribu barel Blok Cepu serta peletakan batu pertama groundbreaking 5 tenaga panas bumi di Indonesia,” ujar Prabowo, melalui konferensi video, di Bondowoso, Jawa Timur, Kamis (26/6/2025).
Prabowo menyampaikan Indonesia dikaruniai dengan potensi sumber EBT yang melimpah. Untuk itu, diperlukan pengelolan yang baik untuk memberikan manfaat ke masyarakat.