Jakarta – Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan rencana perubahan logo organisasi yang selama ini identik dengan siluet wajah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Langkah ini disebut sebagai bagian dari transformasi organisasi untuk memperkuat dukungan terhadap agenda politik Presiden Prabowo Subianto.
“Projo akan melakukan transformasi organisasi, salah satunya kemungkinan mengubah logo agar tidak terkesan kultus individu,” ujar Budi Arie dalam pembukaan Kongres III Projo di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).
Budi menjelaskan keputusan final mengenai perubahan logo akan ditetapkan dalam forum kongres yang berlangsung hingga Minggu (2/11). Meski begitu, ia menegaskan bahwa Projo tidak akan berganti nama.
Ia juga meluruskan anggapan bahwa “Projo” merupakan singkatan dari “pro Jokowi”. Menurutnya, istilah itu berasal dari kata “Projo” dalam bahasa Sanskerta dan Jawa Kawi yang berarti “negeri” dan “rakyat”. “Kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” jelasnya.
Budi Arie menyebut Jokowi menyetujui perubahan logo tersebut. Ia menilai, Projo perlu bertransformasi setelah menuntaskan tugas mengawal pemerintahan Jokowi dua periode dan kini menghadapi tantangan baru di era kepemimpinan Prabowo.
“(Jokowi) sepakat. Kita harus mentransformasikan Projo karena tantangan geopolitik dan global semakin kompleks,” katanya.
Dalam pidatonya, Budi Arie juga menyerukan agar relawan Projo memperkuat partai politik pimpinan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Partai Gerindra, demi memperkokoh agenda politik pemerintah.
“Kita akan memperkuat seluruh agenda politik Presiden dengan memperkuat partai politik pimpinan Presiden,” tegasnya.
Budi pun mengisyaratkan kemungkinan dirinya akan bergabung dengan partai politik, dan kemudian secara terbuka menyebut bahwa partai tersebut adalah Gerindra. “Iyalah, pasti Gerindra. Nanti kita tunggu dinamika di kongres ketiga ini,” pungkasnya.










