Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, secara tegas meminta kelompok Hamas untuk menyerahkan senjata, membebaskan seluruh sandera Israel yang masih ditahan di Gaza, dan menyerahkan kendali atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Pernyataan ini disampaikan dalam pidato televisi pada 23 April 2025, yang merupakan kritik paling keras Abbas terhadap Hamas sejak konflik dimulai pada Oktober 2023.

Abbas menyampaikan pernyataannya itu dalam sebuah pidato selama pertemuan di kota Ramallah, Tepi Barat, di mana ia diharapkan akan menunjuk seorang penggantinya, sebagai bagian dari upaya untuk menjawab keraguan internasional atas keberlangsungan Otoritas Palestina di saat yang kritis bagi kawasan tersebut.
Pernyataan Abbas muncul di tengah tekanan internasional yang meningkat untuk mengakhiri konflik di Gaza. Negara-negara Barat dan Arab mendesak adanya reformasi dalam kepemimpinan Palestina dan mendorong PA untuk mengambil peran lebih besar dalam pemerintahan Gaza pascakonflik. Namun, Israel menolak keterlibatan PA dalam pemerintahan Gaza di masa depan.