Site icon Info Bet Gratis – Main Zeus Gacor

Pramono Anung Beberkan Berbagai Tantangan Jakarta Hadapi Bencana Banjir

Jakarta – Gubernur Daerah Khusus Jakarta (DKJ) Pramono Anung mengatakan Jakarta memiliki berbagai macam tantangan perkotaan yang akan selalu berkaitan dengan bencana banjir.

Hal ini disampaikan Pramono Anung dalam webinar nasional bertajuk ‘Refleksi Banjir Jabodetabek: Strategi Tata Ruang dan Mitigasi Cuaca Ekstrem’ sekaligus memperingati Hari Meteorologi Dunia 2025 dengan tema ‘Closing the Early Warning Gap Together‘ pada Senin (24/3/2025).

“Ada tiga hal yang selalu berkaitan dengan banjir, yaitu banjir kiriman, banjir lokal, dan rob, serta tentunya penurunan muka tanah, polusi udara, kemiskinan, dan kesiangan akses kebutuhan air minum.Serta tentunya pengelolaan sampah dan limbah,” ujar Pramono, Senin (24/3/2025).

Dia menyatakan, persoalan tersebut harus segera diatasi dengan solusi yang komprehensif dan terintegrasi agar terciptanya Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan.

“Ini menjadi persoalan yang harus dipecahkan oleh siapapun yang memerintah di Jakarta ini. Jika dengan demikian, diperlukan solusi yang komprehensif dan terintegrasi dari berbagai pihak akan dapat menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan,” ucap Pramono.

Dia menilai permasalahan perkotaan bukan hanya disebabkan karena faktor natural disaster (bencana alam) tapi juga disebabkan oleh faktor man-made disaster (aktivitas manusia).

“Seperti car-oriented development atau di mana tingginya kebutuhan ruang dan lahan di Jakarta memaksa masyarakat memilih tinggal di wilayah sekitar Jakarta,” sebut Pramono.

Lebih lanjut, Pramono menyebut merumuskan akar permasalahan yang disebabkan oleh faktor man-made disaster yaitu adanya car oriented development (urban sprawl), tidak terpenuhinya pelayanan dasar, dan mismanajemen lingkungan hidup (ekologi).

“Hal itu pun berdampak pada mobilitas ketergantungan pada kendaraan pribadi yang semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pelayanan dasar yang belum terpenuhi, terutama yang menyangkut air bersih yang sekarang ini baru 70% bisa dipenuhi di Jakarta tentunya ini menjadi persoalan yang perlu disegera dipecahkan,” terang dia.

“Mismanagement lingkungan hidup, ekologi di mana pengelolaan sampah, limbah yang belum optimal menyebabkan penyebaran air dan tanah serta mengganggu kesehatan masyarakat kita,” lanjut Pramono.

Dia menjelaskan, Jakarta secara geografis dilewati dengan 13 sungai sehingga lebih rentan terhadap banjir. Selain beberapa faktor yang sudah dijelaskan di atas, lanjut Pramono, ada faktor lain yang memperburuk risiko terjadinya banjir.

“Sumber banjir ini umumnya berasal dari 3 hal yang saya sebutkan tadi, luapan sungai, hujan lokal, dan banjir rob. Adanya perubahan tata gunalahan di hulu, penurunan muka tanah di hilir, dan perubahan iklim yang dapat memperburuk risiko terjadinya banjir di Jakarta selama ini,” jelas Pramono.

Exit mobile version