Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan waktu paling lama enam tahun untuk mencapai swasembada energi.
Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan waktu paling lama enam tahun untuk mencapai swasembada energi. Salah satu kunci utamanya adalah pengembangan teknologi baterai untuk menyimpan daya listrik dari pembangkit tenaga surya.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat memberikan sambutan dalam acara peresmian Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi yang merupakan kerja sama antara Konsorsium ANTAM, Indonesia Battery Corporation (IBC), dan CBL (Contemporary Amperex Technology, Brunp, Lygend).
Proyek ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi mencapai 15 gigawatt hour (GWh) pada tahun 2028.
“Dan hari ini kita saksikan, tadi dilaporkan proyek ini akan menghasilkan 15 gigawatt. Kita butuh, kalau tidak salah, para pakar melaporkan kepada saya, untuk benar-benar mandiri kita memerlukan sekitar 100 gigawatt,” ujar Prabowo di Artha Industrial Hill, Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).
“Berarti, proyek ini kemungkinan besar perlu dilipatgandakan, dan saya percaya kita mampu mewujudkannya,” lanjutnya.
Pabrik Baterai Ramah Lingkungan
Proyek pembangunan pabrik ini digarap oleh PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB). Ke depannya, pabrik ini tidak hanya akan memproduksi baterai untuk kendaraan listrik, tetapi juga baterai penyimpan daya untuk panel surya.
Secara keseluruhan, proyek ini mencakup pengembangan ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir, terdiri atas enam proyek yang merupakan kolaborasi antara PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), IBC, dan Konsorsium CATL, Brunp, serta Lygend (CBL).
Dari enam proyek tersebut, lima dikembangkan di kawasan FHT, Halmahera Timur, dan satu proyek lainnya berlokasi di Karawang.
Proyek ini mencakup area seluas 3.023 hektar dan diperkirakan mampu menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, serta mencakup pembangunan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.
Pembangunan pabrik baterai lithium-ion tahap pertama ditargetkan memiliki kapasitas 6,9 GWh dan rampung pada tahun 2026. Adapun kapasitas maksimumnya diperkirakan mencapai 15 GWh pada 2028. Proyek ini merupakan hasil kerja sama berbentuk joint venture antara IBC dan CBL, melalui entitas PT CATIB.