Presiden Prabowo Subianto resmi mencopot Budi Gunawan dari jabatan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam). Untuk sementara, posisi strategis itu diisi oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Ad Interim.
Pengamat Politik dan Keamanan Universitas Paramadina, Febry Triantama, menilai penunjukan Sjafrie bisa menjadi sinyal bahwa ia berpotensi ditetapkan sebagai Menko Polkam definitif. Kedekatan Sjafrie dengan Prabowo sejak sama-sama berkarier di militer disebut menjadi faktor penting.
Jika Sjafrie naik menjadi Menko Polkam, Febry menilai posisi Menteri Pertahanan berpeluang diisi oleh M. Herindra, Kepala BIN yang sebelumnya pernah menjabat Wakil Menhan di era Presiden Jokowi.
Pencopotan Budi Gunawan diduga berkaitan dengan penanganan kerusuhan demonstrasi akhir Agustus lalu, di mana publik jarang melihat peran Menko Polkam saat itu. Selain faktor kinerja, Febry juga menyoroti aspek politik, mengingat Budi semula diharapkan menjadi penghubung Prabowo dengan PDIP. Namun hingga kini, PDIP tetap memilih berada di luar pemerintahan sehingga posisi politik Budi dinilai melemah.
Meski begitu, Istana membantah pencopotan Budi terkait demo rusuh. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menegaskan, keputusan tersebut merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap kabinet.