Jakarta – Polisi masih terus melakukan penyelidikan terkait ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025). Ledakan tersebut menyebabkan puluhan siswa terluka dan menimbulkan kepanikan di lingkungan sekolah.
Pantauan di lokasi, Sabtu (8/11/2025), terlihat sejumlah aparat TNI AL berjaga di depan pintu masuk sekolah. Akses masuk ke area kejadian masih dibatasi karena masih dalam proses olah tempat kejadian perkara (TKP). Bahkan, keluarga korban belum diperbolehkan mengambil barang pribadi milik siswa yang terdampak.
“Saya mau mengambil barang adik saya, tapi katanya masih olah TKP. Kemungkinan baru boleh Senin,” ujar Muhamad Nur Karim (26), kakak salah satu korban.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar dilakukan trauma healing menyeluruh bagi seluruh siswa dan guru yang terdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimunah, menegaskan bahwa pendampingan psikologis harus diberikan tidak hanya kepada korban luka, tetapi juga bagi mereka yang menyaksikan atau mendengar ledakan.
“Semua anak yang terpapar peristiwa traumatis ini perlu pendampingan psikologis. Dampaknya bisa panjang kalau tidak ditangani,” ujarnya, Sabtu (8/11/2025).
KPAI merekomendasikan agar proses pemulihan dilakukan oleh psikolog tersertifikasi, dengan melibatkan HIMPSI, Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), serta tenaga psikologi dari kepolisian.
Menurut data sementara kepolisian, 14 siswa menjalani rawat inap, tujuh di antaranya harus menjalani operasi akibat luka serius. Total korban mencapai 37 orang, sebagian besar berusia di bawah 18 tahun.
Hingga kini, polisi masih mengumpulkan keterangan saksi dan rekaman CCTV untuk memastikan penyebab pasti ledakan di sekolah tersebut.









