Polisi dan FBI Buru Vance Boelter, Pelaku Penembakan 2 Anggota Parlemen di Minnesota

Diposting pada

Ratusan aparat penegak hukum dikerahkan ke pinggiran kota Minneapolis pada Sabtu (waktu setempat), setelah seorang pria yang menyamar sebagai polisi diduga menembak mati seorang anggota parlemen negara bagian dari Partai Demokrat di rumahnya. Gubernur Minnesota, Tim Walz, menyebut insiden ini sebagai “pembunuhan bermotif politik.”

Korban adalah mantan Ketua DPR dari Partai Demokrat, Melissa Hortman, dan suaminya, Mark, yang ditemukan tewas di kediaman mereka di Brooklyn Park.

Sementara itu, Senator negara bagian John Hoffman — juga dari Partai Demokrat — dan istrinya, Yvette, mengalami luka-luka akibat serangan terpisah di rumah mereka yang berjarak sekitar 15 kilometer di Champlin.

Pelaku diidentifikasi sebagai Vance Boelter, pria berusia 57 tahun. FBI telah mengeluarkan imbalan hingga 50.000 dolar AS bagi siapa pun yang memberikan informasi yang dapat mengarah pada penangkapannya, dikutip dari AP, Minggu (15/6/2025).

Boelter terakhir terlihat pada hari yang sama mengenakan topi koboi cokelat. Otoritas Minnesota pun merilis fotonya ke publik dan meminta masyarakat untuk melapor jika melihatnya.

Drew Evans, kepala Biro Penangkapan Kriminal Minnesota, menyatakan bahwa penyidik telah mendapatkan sejumlah rekaman video terkait kasus ini, namun belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai motif pelaku.

Menurut catatan resmi, Boelter merupakan mantan pejabat publik yang pernah duduk dalam dewan pengembangan tenaga kerja negara bagian, lembaga yang sama tempat Senator Hoffman pernah menjabat. Namun, sejauh ini belum jelas apakah keduanya memiliki hubungan dekat atau motif pribadi.

Muncul Kekhawatiran

Serangan yang terjadi pada dini hari itu menimbulkan kekhawatiran luas dan mendorong aparat untuk memperingatkan para pejabat terpilih di seluruh Minnesota. Aksi demonstrasi bertajuk “No Kings” yang awalnya dijadwalkan untuk menentang mantan Presiden Donald Trump dibatalkan, meskipun beberapa massa tetap turun ke jalan.

Petugas menemukan selebaran “No Kings” di dalam mobil Boelter, serta catatan tulisan tangan yang menyebut nama-nama korban, termasuk para pejabat dan anggota parlemen lainnya. Namun hingga kini, belum dipastikan apakah ia menargetkan individu-individu tertentu.

Seorang pejabat negara bagian Minnesota mengatakan kepada Associated Press bahwa catatan tersebut juga berisi ancaman terhadap beberapa legislator yang dikenal vokal dalam mendukung hak aborsi. Sumber itu meminta identitasnya dirahasiakan karena penyelidikan masih berlangsung.

Otoritas federal dan lokal terus memburu Boelter, sementara komunitas politik Minnesota kini dalam kondisi siaga tinggi akibat serangan yang menggemparkan ini.