Liputan6.com, Jakarta Polisi mengakui menghadapi banyak kendala dalam mengungkap kasus pembunuhan tragis dua bocah kakak beradik di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Kedua korban, AT (8) dan KK (4,5) ditemukan tewas dalam kondisi berpelukan di area perkebunan.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Lampung, Kombes Pol Indra Hermawan menjelaskan, lokasi kejadian perkara (TKP) yang terpencil menjadi salah satu hambatan besar.
“TKP berada di daerah perkebunan yang jauh dari pemukiman, tidak ada sinyal telepon, jarang aktivitas warga, dan pada saat kejadian turun hujan deras sehingga jejak pelaku sulit ditemukan,” kata Indra, Senin (15/09/2025).
Selain itu, kondisi TKP juga tidak lagi murni karena sempat digunakan warga untuk evakuasi dan pencarian korban.
“Kami melakukan olah TKP ulang, mengukur jarak antartitik yang dilalui pelaku maupun korban agar bisa diketahui jelas pergerakan mereka,” terang dia.
Gunakan Anjing Pelacak hingga Forensik Digital
Untuk memperkuat penyelidikan, polisi mengerahkan anjing pelacak guna mencari barang bukti. Mereka juga melakukan penyisiran di sejumlah lokasi yang diduga disinggahi pelaku maupun korban.
Tak hanya itu, sejumlah saksi potensial turut diperiksa mendalam, termasuk melalui visum et repertum di RS Bhayangkara serta pemeriksaan psikologi forensik. Handphone para saksi juga dianalisis oleh ahli digital forensik.
“Wilayah itu sangat sepi, hanya ada rumah korban dan beberapa gubuk yang dipakai petani saat bekerja. Jadi saksi potensial hanya orang-orang yang memang beraktivitas di sana,” ungkap dia.