Perusakan Rumah Doa Umat Kristen di Padang, 9 Orang Diamankan Polisi

Diposting pada

Padang, 28 Juli 2025 — Sebuah rumah doa umat Kristen di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, diserang oleh sekelompok warga pada Minggu (27/7) sore. Insiden ini menyebabkan dua anak mengalami luka-luka, serta menimbulkan trauma mendalam bagi para jemaat.

Menurut Pendeta GKSI Anugerah Padang, F. Dachi, aksi kekerasan terjadi tiba-tiba saat anak-anak sedang mengikuti pelajaran agama Kristen. Puluhan pria datang membawa kayu, batu, dan senjata tajam, serta meneriakkan kata “bubarkan”. Mereka merusak jendela, kursi, dan peralatan di dalam rumah doa.

Dua anak berusia 9 dan 11 tahun menjadi korban pemukulan. Satu mengalami cedera di kaki dan tidak bisa berjalan, sementara satu lagi mengalami luka di bahu. Keduanya telah dibawa ke rumah sakit.

Pihak Kepolisian Daerah Sumatera Barat telah mengamankan sembilan terduga pelaku berdasarkan rekaman video yang viral di media sosial. Wakapolda Sumbar Brigjen Pol Solihin menyatakan kasus ini masih dikembangkan. Namun hingga kini, laporan resmi mengenai anak-anak yang menjadi korban belum diterima kepolisian.

Wali Kota Padang, Fadli Amran, menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut dan menyebut insiden ini terjadi akibat miskomunikasi antara warga dan pengelola rumah doa. Ia menegaskan bahwa Kota Padang menjunjung tinggi kerukunan antarumat beragama dan akan menugaskan Dinas Sosial serta Dinas Kesehatan untuk memberikan trauma healing kepada para korban.

Penasihat hukum masyarakat Nias, Yutiasa Fakho, mengatakan peristiwa serupa pernah terjadi pada Agustus 2023 di Lubuk Begalung, Padang. Ia menegaskan bahwa meskipun pihak gereja telah memaafkan, proses hukum tetap akan dijalankan. Laporan resmi ke Polda Sumbar akan diajukan hari ini.

Peristiwa ini menambah daftar panjang intoleransi beragama di Kota Padang dan kembali menjadi sorotan publik nasional.