Perubahan Iklim dan Bencana Alam yang Meningkat (2025)

Diposting pada

Tahun 2025 menunjukkan lonjakan signifikan dalam dampak perubahan iklim terhadap kehidupan global. Fenomena cuaca ekstrem dan bencana alam terjadi lebih sering, lebih intens, dan lebih merusak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Beberapa contoh bencana besar yang terjadi:

  • gelombang panas ekstrem. Di beberapa kota, suhu mencapai rekor tertinggi 50°C, yang menyebabkan kematian massal dan memberikan tekanan signifikan pada sektor kesehatan.
  • Badai Kategori 5 melanda pantai timur Amerika Serikat dan Karibia, menyebabkan kerusakan infrastruktur besar-besaran dan evakuasi.
  • Banjir besar di Asia Selatan (India, Bangladesh, Pakistan) telah menyebabkan jutaan orang mengungsi dan memperburuk krisis kemanusiaan.
  • Afrika dan Australia sedang dilanda kekeringan parah yang mengancam ketahanan pangan dan memperburuk konflik atas sumber daya air.
  • Kebakaran hutan besar sedang berkobar di wilayah Amazon, juga di Kanada dan Australia, yang memperburuk kualitas udara di seluruh dunia.

Penyebab utama:

  • Kenaikan suhu global sebesar +1,5°C sejak era pra-industri, mempercepat pencairan es di Kutub Utara dan memperparah pola cuaca ekstrem.
  • Emisi karbon dari pembakaran bahan bakar fosil masih tinggi, meski banyak negara sudah mulai beralih ke energi terbarukan.

Respons global:

  • PBB memperkuat peringatan tentang bahaya iklim dan mendesak tindakan nyata, bukan sekadar janji.
  • Negara-negara pesisir seperti Maladewa, Bangladesh, dan Indonesia mempercepat pembangunan infrastruktur tahan iklim, seperti bendungan laut dan kota terapung.

Meskipun kesadaran dan tindakan mulai meningkat, laporan para ilmuwan memperingatkan bahwa jendela waktu untuk mencegah kerusakan permanen semakin sempit. Jika tindakan drastis tidak segera dilakukan, bencana-bencana ini bisa menjadi “normal baru” di masa depan.