Permohonan Maaf Bripka Rohmad ke Keluarga Affan: Tidak Ada Niat Cederai, Apalagi Hilangkan Nyawa

Diposting pada

Bripka Rohmad, sopir mobil rantis Brimob yang menabrak pengemudi ojek online Affan Kurniawan, dijatuhi hukuman demosi. Ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua Affan atas wafatnya korban.

“Dengan kejadian yang viral, atas nama pribadi dan keluarga dengan lubuk hati paling dalam, kami mohon kepada orang tua almarhum Affan Kurniawan dapat membukakan maaf karena kejadian tersebut,” Kata Rohmad di Ruang sidang kode etik Polri, Gedung TNCC, Kamis 4 Agustus 2025.

Rohmad menegaskan sumpahnya sebagai Bhayangkara, bahwa ia bertugas untuk melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat, dan tidak pernah berniat mencederai, apalagi menghilangkan nyawa.

“Jiwa kami Tribrata yang mulia, jiwa kami Tribrata untuk melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat. Yang mulia, tidak ada niat sedikit pun untuk mencederai, apalagi sampai menghilangkan nyawa,” ucapnya.

Ceritakan Kehidupan Pribadinya

Di hadapan majelis, Rohmad juga menceritakan kehidupan pribadinya. Ia hanyalah seorang bintara yang seluruh nafkah keluarganya bergantung pada gaji bulanan. Anak pertamanya tengah menempuh kuliah, sementara anak keduanya lahir dengan keterbatasan mental.

“Tidak ada penghasilan lain, Yang Mulia. Kami memohon kepada pimpinan Polri, sekiranya dapat memberikan waktu kepada kami untuk menyelesaikan tugas pengabdian ini hingga pensiun,” katanya dengan suara parau.

Ia menegaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat ia menjalankan perintah pimpinan, bukan keputusan pribadi.

“Saya sebagai Bhayangkara Brimob, Bhayangkara Polri hanya menjalankan tugas pimpinan. Bukan kemauan diri sendiri. Namun hanya melaksanakan tugas dari pimpinan,” kata Bripka Rohmad.

Fakta Sidang

Dalam persidangan, terungkap sejumlah fakta yang membuat majelis sedikit melunak. Rohmad dikenal sopan, jujur, kooperatif, dan tak pernah tercatat melakukan pelanggaran selama dinas.

Komandannya, Kombes Henik Maryanto, bahkan menilai anak buahnya itu masih layak dipertahankan di Brimob.

Namun, kejadian di tanggal 28 Agustus itu mengubah segalanya. Rohmad mengaku matanya perih akibat gas air mata, di tengah hujan lemparan batu, petasan, dan kayu yang diarahkan ke kendaraan taktisnya.