Artikel Blog Mekari Jurnal ini akan menyoroti perbedaan laporan keuangan perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang. Baca sampai habis, ya!
Laporan keuangan menjadi alat penting bagi pihak manajemen maupun investor dalam menilai kinerja perusahaan.
Namun, setiap jenis perusahaan yang berbeda-beda juga memiliki jenis laporan keuangan yang berbeda pula.
Sebenarnya, perbedaan antara laporan keuangan perusahaan manufaktur dengan laporan keuangan perusahaan dagang terletak pada laporan laba rugi.
Lebih dalam lagi, perbedaannya terlihat lebih kental dalam perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan).
Hal ini terjadi karena proses dan aktivitas kedua perusahaan tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.
Perusahaan manufaktur mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi untuk dijual.
Sedangkan perusahaan dagang membeli suatu produk pada kuantitas tertentu dan kemudian langsung dijual kepada konsumen.
Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang dan Manufaktur berdasarkan Perhitungan HPP
Perusahaan dagang membeli persediaan barang dan langsung menjualnya kembali kepada konsumen.
Sederhananya, metode untuk menghitung HPP perusahaan dagang adalah dengan menambahkan jumlah pembelian persediaan selama satu periode dengan persediaan awal periode.
Kemudian, kurangi jumlah persediaan tersebut dengan persediaan akhir hasil stock opname perusahaan pada akhir periode.
Maka jumlah HPP selama satu periode akan diketahui dengan cara-cara tersebut.
Nilai HPP tersebut juga akan digunakan sebagai pengurang dari total pendapatan atau laba bersih perusahaan untuk mengetahui nilai laba kotor.
Perusahaan manufaktur memecah biaya persediaan ke dalam tiga kategori.
Biaya bahan baku merupakan kategori pertama. Biaya ini mencakup semua komponen, bagian, atau bahan yang dibutuhkan untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam proses pengolahan barang setengah jadi.
Pengolahan barang setengah jadi merupakan kategori kedua. Perusahaan tentunya juga harus mencatat persediaan barang dalam proses.
Bisa dibilang, ini adalah produk yang diolah sebagian dan tidak dapat diselesaikan menjadi barang jadi sebelum akhir periode akuntansi.
Terakhir, persediaan barang jadi merupakan kategori terakhir dalam perhitungan HPP perusahaan manufaktur.
Perusahaan harus menghitung persediaan barang jadi yang tersedia untuk dijual dan persediaan akhir.
Perusahaan manufaktur juga menghitung biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dalam perhitungan HPP-nya.
Perbedaan Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang dengan Manufaktur
Selain perbedaan mendasar dari contoh sebelumnya, terdapat perbedaan lain dari laporan laba rugi kedua jenis perusahaan.
Biaya angkut pembelian tidak terdapat di laporan keuangan perusahaan manufaktur.
Ini dikarenakan biaya angkut cenderung, walaupun tidak selalu dibayar oleh pihak vendor dari perusahaan manufaktur tersebut.
Perbedaan-perbedaan yang terjadi juga menimbulkan perbedaan nama biaya.
Pada perusahaan manufaktur menggunakan nama harga pokok produksi, sedangkan perusahaan dagang menggunakan nama harga pokok penjualan. .
Ini sesuai dengan jenis aktivitas masing-masing perusahaan di mana perusahaan manufaktur memproduksi dan menjual sedangkan perusahaan dagang lebih kepada menjual saja.
Dengan begitu, perbedaan laporan keuangan (laba rugi) perusahaan manufaktur dengan perusahaan dagang juga berdampak pada sistem akuntansi yang digunakan.
Tentunya, sistem akuntansi yang dipakai pada masing-masing jenis perusahaan juga berbeda-beda.
Anda tentunya membutuhkan aplikasi keuangan yang sistem akuntansinya bisa diatur secara fleksibel sesuai jenis dan kebutuhan perusahaan.
Anda bisa menggunakan Mekari Jurnal, software laporan keuanganyang memiliki fitur-fitur akuntansi lengkap.
Dengan Jurnal, laporan keuangan dibuat secara otomatis, instan, dan real-time sehingga sangat memudahkan pengguna dalam menghasilkan dan memakai laporan tersebut sesuai kebutuhan.