Biaya haji kembali menjadi perbincangan nasional usai Presiden RI Prabowo Subianto menginstruksikan agar ongkos haji Indonesia dapat diturunkan lebih murah dibanding Malaysia. Hal ini memantik sorotan publik atas perbedaan signifikan antara penyelenggaraan ibadah haji di kedua negara, baik dari segi biaya maupun fasilitas yang diberikan kepada jemaah.
Biaya Haji 2025 Indonesia: Turun, Tapi Masih Lebih Rendah dari Malaysia
Pemerintah bersama DPR RI telah menetapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp89,41 juta, mengalami penurunan sekitar Rp4 juta dari tahun sebelumnya. Jemaah hanya membayar Rp55,43 juta (62%) sementara sisanya dibiayai dari nilai manfaat dana kelolaan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Komponen terbesar berasal dari biaya akomodasi, transportasi, konsumsi, hingga pelayanan di Tanah Suci serta penerbangan domestik dan manasik haji.
Biaya Haji Malaysia: Lebih Mahal, Tapi Subsidi Lebih Besar
Malaysia menetapkan biaya haji dasar 33.300 ringgit (Rp130,3 juta) per jemaah. Namun, sistem subsidi berbasis kelompok pendapatan membuat jemaah dari golongan ekonomi bawah (B40) hanya membayar Rp58,6 juta, setelah menerima subsidi Rp71,6 juta dari Tabung Haji dan pemerintah.
Skema subsidi Malaysia:
- B40 (pendapatan terendah): Bayar Rp58,6 juta (subsidi 55%)
- M40 (pendapatan menengah): Bayar Rp91,9 juta (subsidi 29%)
- T20 (pendapatan tinggi): Bayar penuh Rp130,3 juta (tanpa subsidi)
Rincian Fasilitas Haji Indonesia
Biaya di Arab Saudi (Rp50,61 juta):
- Akomodasi: Rp23,21 juta
- Konsumsi: Rp6,37 juta
- Transportasi: Rp4,71 juta
- Pelayanan Arafah-Muzdalifah-Mina: Rp16,08 juta
Biaya di Dalam Negeri (Rp39,05 juta):
- Penerbangan: Rp33,10 juta
- Biaya hidup: Rp3,20 juta
- Asuransi, dokumen, pembinaan: Rp2,75 juta+
Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Negara
Aspek | Indonesia | Malaysia |
---|---|---|
Total biaya dasar | Rp89,41 juta | Rp130,3 juta |
Yang dibayar jemaah | Rp55,43 juta (subsidi 38%) | Rp58,6 juta – Rp130,3 juta (bertingkat) |
Subsidi pemerintah | Melalui dana kelolaan BPKH | Langsung dari Tabung Haji + Pemerintah |
Rincian biaya terbuka | Ya, transparan hingga satuan terkecil | Tidak dirinci secara terbuka |
Pelayanan haji | Rinci dan terstruktur di dua negara | Fokus pada keselamatan dan kenyamanan |
Kesimpulan
Biaya haji Indonesia memang lebih murah secara nominal yang dibayar jemaah dibandingkan Malaysia (khusus kelompok menengah dan atas), tetapi sistem subsidi Malaysia lebih agresif, terutama untuk kelompok rentan. Transparansi komponen biaya di Indonesia lebih baik, meski publik menanti rincian versi final usai revisi terbaru BPIH.
Langkah Prabowo untuk menurunkan biaya lebih lanjut dinilai ambisius, namun memerlukan reformasi besar dalam efisiensi birokrasi dan optimalisasi dana haji tanpa mengurangi kualitas pelayanan.