Pengamat emas, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa harga emas dunia kemungkinan besar masih akan mengalami kenaikan, meskipun saat ini terjadi koreksi wajar akibat kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Menurut Ibrahim, sejumlah konflik geopolitik yang memanas menjadi penopang kuat bagi harga emas sebagai aset safe haven. Salah satu konflik yang menjadi sorotan adalah ketegangan antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir. “Nah, kemungkinan besar emas dunia turun ini akan kembali tertahan oleh konflik geopolitik yang sekarang sedang memanas itu adalah di Timur Tengah ya, di Asia Tengah lah antara India dan Pakistan,” kata Ibrahim.
Walaupun perang antara India dan Pakistan terjadi di Kashmir, ada ketakutan akan ekstalasi ini akan naik menjadi perang nuklir. Hal itulah yang ditakutkan oleh pasar.
“Ya kalau terjadi perang nuklir yang terjadi hampir di wilayah itu 145 juta itu akan meninggal yang wilayah Kashmir ini. Nah ini yang cukup menarik bagi pasar,” ujarnya.
Selain itu, eskalasi konflik di Timur Tengah juga turut memberi tekanan geopolitik global. Serangan Israel terhadap Jalur Gaza serta pelabuhan dan bandara yang dikuasai kelompok Houthi di Yaman, menjadi indikasi bahwa ketegangan di kawasan tersebut belum mereda.
“Eskalasi Israel melakukan penyerangan terhadap jalur Gaza dan bandara pelabuhan di Yaman Hauti. Yang ini pun juga akan membuat eskalasi Timur Tengah kembali meningkat. Nah ini yang kemungkinan besar eskalasi ini yang membuat emas ini masih akan terus mengalami kenaikan,” jelasnya.
Konflik di Eropa Pengaruhi Harga Emas
Tak hanya di Asia dan Timur Tengah, ketegangan antara Rusia dan Ukraina di Eropa pun terus meningkat. Ibrahim menyebut adanya rumor bahwa Rusia berencana menyerang anggota NATO, yang jika benar terjadi akan membawa dampak global yang signifikan.
“Eskalasi di Eropa pun, di Rusia dan di Ukraine sekarang terus menjadi-jadi. Ya bahkan ada rumor kemungkinan Rusia akan menyerang anggota NATO. Nah ini yang mungkin cukup luar biasa yang membuat harga emas dunia akan melejit,” ujarnua.
Meski begitu, ia menilai penurunan harga emas saat ini merupakan hal yang wajar. Hal ini disebabkan oleh sikap Bank Sentral Amerika Serikat yang masih mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu yang cukup lama.
“Tetapi saat ini memang momentum penurunan sangat wajar, karena Bank Central Amerika mempertahankan suku bunga dan mempertahankan suku bunga kemungkinan besar cukup lama,” pungkasnya.
Harga emas Antam
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau harga emas Antam anjlok parah pada perdagangan Senin, 12 Mei 2024 atau bertepatan dengan Libur Hari Raya Waisak 2025. Sedangkan harga emas Antam tercatat tak bergerak kemarin.
Harga emas Antam hari ini Senin (12/5/2025) turun Rp 23.000 dan dipatok Rp 1.905.000 per gram. Sebelumnya harga emas Antam dibanderol pada level Rp 1.928.000 per gram pada hari Minggu kemarin.
Sedangkan untuk harga emas Antam buyback hari ini juga turun drastis. Harga emas Antam buyback dipatok Rp 1.724.000 per gram, turun Rp 23.000 dibandingkan kemarin. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas yang dimiliki, Antam akan membelinya di harga Rp 1.724.000 per gram.