Penomena Panas di Indonesia di Prediksi akan Berlangsung Hingga Oktober, BMKG: Jaga Daya Tahan Tubuh

Diposting pada

Seminggu terakhir, sebagian wilayah Indonesia mengalami suhu yang cukup tinggi, terutama pada siang hari.

Fenomena ini terjadi karena kondisi atmosfer yang beragam, terutama kondisi cuaca cerah dan minimnya pertumbuhan awan, terutama di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama dari Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Pada hari yang cerah, sinar matahari langsung mencapai permukaan bumi tanpa terhalang oleh awan di atmosfer. Pada musim kemarau yang masih berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia, sinar matahari lebih terik.

Hal ini terjadi karena posisi semu Matahari bergerak mendekati selatan garis khatulistiwa sehingga berdampak pada wilayah seperti Jawa hingga Nusa Tenggara dengan intensitas penyinaran matahari yang lebih tinggi.

Pemanasan matahari yang optimal terjadi pada pagi hingga siang hari sehingga menciptakan kondisi panas terik. Namun fenomena astronomi ini bukan satu-satunya yang mempengaruhi peningkatan suhu udara di permukaan bumi. Faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan kelembapan juga berpengaruh besar terhadap panas teriknya suhu di suatu wilayah.

Lebih lanjut, situasi ini diperkirakan akan berlanjut pada bulan Oktober. Faktanya, cuaca selalu cerah di siang hari.

Melihat situasi tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat menjaga kecukupan daya tahan tubuh dan cairan tubuh. Apalagi bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari, penting untuk mencegah dehidrasi, kelelahan, dan dampak negatif lainnya.

Pada akhir September, posisi semu Matahari juga menunjukkan pergerakan ke arah selatan garis khatulistiwa. Hal ini berdampak pada wilayah selatan khatulistiwa, terutama dari Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara, yang terkena dampak radiasi matahari yang lebih intens.

Dalam konteks ini, penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi suhu dan perubahan atmosfer untuk memahami fenomena suhu panas di Indonesia. Diharapkan dengan semakin mengetahui kondisi cuaca dan sumber informasi resmi seperti BMKG, masyarakat dapat melakukan tindakan preventif yang tepat untuk mengelola dampak suhu panas tersebut.