Current asset disebut juga dengan aset lancar atau aktiva lancar. Current asset adalah komponen yang wajib ada dalam neraca keuangan atau laporan keuangan perusahaan.
Current asset sangat penting bagi perusahaan karena dapat dipakai untuk mendanai kegiatan operasional bisnis sehari-hari. Ataupun untuk membayar biaya operasional yang sedang berlangsung.
Pengertian Current Asset
Current Asset
Current assets adalah aset atau aktiva dalam bentuk uang tunai atau barang berharga lain yang sewaktu-waktu dengan mudah dapat dijadikan uang tunai. Artinya, aset yang mudah dicairkan atau dijual lagi dalam jangka waktu satu tahun.
Jadi, current asset bukan aset jangka panjang, sepeti tanah, peralatan atau mesin, hak cipta, dan investasi tidak likuid lainnya. Aset jangka panjang ini sulit dicairkan dalam waktu singkat.
Contoh Current Asset
Contoh current asset
Beberapa contoh current asset mencakup:
1. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang dimiliki perusahaan. Dapat diambil atau ditarik setiap saat untuk membiayai kegiatan operasional bisnis.
2. Setara kas
Setara kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap dicairkan menjadi uang tunai, serta bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan, seperti deposito, dan investasi lain yang tenornya kurang dari 3 bulan.
3. Piutang
Piutang adalah uang yang harus dibayarkan kepada perusahaan untuk barang atau jasa yang sudah dijual, tetapi belum dibayar konsumen atau pelanggan. Dalam hal ini dikenal sebagai piutang usaha.
Jika perusahaan menjual barang atau jasa dengan penawaran jangka waktu kredit lebih lama, sebagian dari piutang mungkin tidak akan memenuhi syarat sebagai current asset.
4. Surat berharga
Surat berharga adalah berupa kepemilikan saham maupun obligasi oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu dan dapat dijual sewaktu-waktu.
5. Biaya dibayar dimuka
Biaya dibayar dimuka adalah pembayaran di awal yang sudah dilakukan perusahaan untuk barang dan jasa yang akan diterima dalam waktu dekat atau periode mendatang. Biaya dibayar dimuka ini dapat mencakup pembayaran kepada perusahaan asuransi atau kontraktor.
6. Persediaan atau inventaris
Persediaan ini mewakili bahan mentah, komponen, dan produk jadi. Namun untuk item-item apa saja yang masuk dalam current asset perlu dipikirkan lagi dengan cermat. Sebab, terjadang ada yang justru tidak likuid tergantung pada produk dan sektor industri.
Rumus Current Asset
Rumus current asset adalah penjumlahan sederhana semua aset yang dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun.
Current Asset = Kas + Setara Kas + Persediaan + Piutang Usaha + Surat Berharga + Biaya Dibayar di Muka + Aset Likuid lainnya |
Cara Menghitung Current Asset
cara menghitung current asset
Dengan menggunakan rumus di atas, begini contoh cara menghitung current asset:
Contoh 1
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dalam laporan keuangan tahun 2021, membukukan total aset lancar atau current asset sebesar Rp 2,24 triliun. Terdiri dari hasil penjumlahan:
1. Kas dan setara kas = Rp 1,08 triliun
2. Piutang usaha
- Piutang ketiga = Rp 372,98 miliar
- Piutang berelasi = Rp 291,08 miliar
3. Piutang lain-lain
- Piutang ketiga = Rp 3,03 miliar
4. Persediaan = Rp 454,81 miliar
5. Uang muka = Rp 3,37 miliar
6. Aset lancar lainnya = Rp 37,21 miliar.
Contoh 2
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dalam laporan keuangan tahun 2021 memiliki aset lancar:
1. Kas dan setara kas = Rp 325,20 miliar
2. Piutang usaha
- Pihak ketiga = Rp 4,14 triliun
- Pihak berelasi = Rp 379,86 miliar
3. Uang muka dan piutang lain-lain
- Pihak ketiga = Rp 52,94 miliar
- Pihak berelasi = Rp 68,64 miliar
4. Persediaan = Rp 2,45 triliun
5. Beban dibayar di muka = Rp 21,69 miliar
6. Pajak dibayar di muka = Rp 159,41 miliar
7. Klaim pengembalian pajak = Rp 43,90 miliar
Jadi, total aset lancar atau current asset UNVR di tahun lalu adalah sebesar Rp 7,64 triliun.
Current Asset Ratio
Cara menghitung current asset ratio
Current ratio atau current asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur posisi likuiditas perusahaan. Menggunakan jumlah komponen aset lancar terhadap utang lancar suatu perusahaan.
Current ratio adalah rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun.
Dengan rasio ini, investor maupun analis tahu bagaimana perusahaan dapat memaksimalkan current asset di neraca untuk membiayai utang saat ini dan utang lainnya.
Rasio lancar atau current ratio yang sesuai dengan rata-rata industri atau sedikit lebih tinggi, maka semakin baik. Jika rasionya lebih rendah, menunjukkan ada risiko kesulitan atau gagal bayar utang dari perusahaan.
Namun jika perusahaan memiliki current asset ratio yang sangat tinggi, mengindikasikan perusahaan tidak menggunakan asetnya secara efisien.
Rumus Current Asset Ratio
Berikut rumus current asset ratio:
Current Ratio = Current Asset (Aset Lancar) : Utang Lancar |
Yang mencakup utang lancar untuk perhitungan ini, antara lain:
- Utang usaha
- Upah/gaji, dividen
- Utang pajak
- Utang jangka pendek
- Bagian yang wajib dibayarkan dari utang jangka panjang.
Bagian utang lancar di dalam laporan keuangan perusahaan dapat dilihat pada bagian liabilitas jangka pendek (current liabilities). Sementara liabilitas jangka panjang disebut juga utang tidak lancar.
Dalam banyak kasus, perusahaan dengan current asset ratio kurang dari 1,00, dianggap tidak memiliki modal untuk membayar utang jangka pendek bila semuanya jatuh tempo sekaligus.
Sedangkan rasio lebih besar dari 1,00, menunjukkan perusahaan memiliki keuangan yang cukup untuk menutupi utang jangka pendek.
Umumnya, current ratio yang baik di rentang nilai 1,5 sampai 3,00. Tetapi balik lagi, tergantung sektor industrinya.
Jika rasio lancar sudah lebih dari angka 3,00, ada dua pertanda. Pertama, bisa menunjukkan bahwa perusahaan dapat membayar utang lancar tiga kali.
Atau kedua menunjukkan bahwa perusahaan tidak menggunakan aset lancarnya secara efisien maupun tidak dapat mengelola modal kerjanya dengan benar.
Cara Menghitung Current Asset Ratio
Current asset ratio
Cara menghitung current asset ratio dengan rumus di atas, contoh atau ilustrasinya sebagai berikut:
Contoh 1
Dalam laporan keuangan 2021, emiten SIDO membukukan:
- Total aset lancar= Rp 2,24 triliun
- Utang lancar atau liabilitas jangka pendek = Rp 543,37
Current ratio = Rp 2,24 triliun : Rp 543,37 miliar
= 3,75.
Contoh 2
Dalam laporan keuangan 2021, emiten UNVR membukukan:
- Total aset lancar= Rp 7,64 triliun
- Utang lancar atau liabilitas jangka pendek = Rp 12,45 triliun
Current ratio = Rp 7,64 triliun : Rp 12,45 triliun
= 0,61.
Kelola Current Asset Perusahaan secara Baik
Nilai total current asset sangat penting bagi perusahaan berkaitan dengan operasi bisnis sehari-hari. Sebab, untuk pembayaran tagihan dan pinjaman jatuh tempo pada akhir bulan.
Namun, investor, kreditur, bahkan analis akan melihat juga utang lancar perusahaan. Sehingga dapat menghitung apakah perusahaan punya likuiditas yang cukup untuk membayar utang jangka pendeknya.
Oleh karena itu, kelola current asset maupun utang lancar dengan bijak. Agar perusahaan tidak menjual aset tetap.