Pekan Produktivitas Nasional 2025 Dimulai, Irwan Hidayat Ajak Karyawan Bekerja dengan Hati dan Akal Budi

Diposting pada

Semarang Kementerian Ketenagakerjaan RI menggandeng PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk sebagai mitra pelaksana dalam Kick Off Pekan Peningkatan Produktivitas Nasional (P3N) 2025 yang berlangsung di kawasan Agrowisata Sido Muncul, Bergas, Kabupaten Semarang, pada Senin (10/11/2025). Gerakan nasional ini bertujuan mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing melalui kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat.

Kegiatan P3N tahun ini mengusung tema “Peran Produktivitas dalam Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan”, sejalan dengan tantangan era digital dan transformasi ekonomi global. Acara menampilkan dialog interaktif bersama tokoh nasional, pelaku usaha, serta masyarakat produktif, dan diikuti ratusan peserta luring serta ribuan peserta daring dari berbagai daerah di Indonesia.

Dalam dialog interaktif, Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat menegaskan bahwa produktivitas bukan sekadar angka, melainkan lahir dari kebahagiaan dalam bekerja. “Kalau orang bahagia, pasti produktif. Produktivitas itu seperti tarik napas, harus alami,” ujarnya.

Pandangan Irwan berangkat dari keyakinan bahwa motivasi dan cinta terhadap pekerjaan lebih ampuh daripada sekadar target. Prinsip yang diwariskan ibunya juga menjadi pedoman dalam memimpin perusahaan Sido Muncul.

“Ibu saya selalu bilang, kalau ngomong sama pegawaimu jangan marah-marah, jangan nyakitin. Kuncinya SDM, keberhasilan itu datang dari manusia, bukan cuma dari mesin,” ungkap Irwan.

Meski Sido Muncul telah menerapkan otomasi dalam proses produksi, Irwan menekankan bahwa teknologi hanyalah alat, bukan pengganti hati manusia.

“Automation itu membuat manusia mengikuti mesin, tapi kebahagiaan tetap kuncinya,” katanya.

“Saya sadar, perusahaan ini harus jadi perusahaan yang lovable. Untuk jadi lovable, teorinya gampang: kalau kita mencintai, kita akan dicintai,” tambahnya.

Akal Budi sebagai Fondasi Produktivitas

Irwan juga menyampaikan pandangan reflektif bahwa manusia dibekali dua modal utama oleh Tuhan: inteligensi dan akal budi. Menurutnya, kesuksesan sejati lebih banyak ditentukan oleh akal budi, bukan semata kecerdasan akademik.

“Banyak orang sukses itu bukan karena sekolah tinggi, tapi karena mengandalkan akal budi. Artinya, berbuatlah seperti kau ingin diperlakukan,” kata Irwan.

Ia menambahkan, jika pemerintah mampu memperlakukan pembayar pajak dan pencipta lapangan kerja sebagaimana mereka ingin diperlakukan, maka Indonesia akan menjadi negeri yang penuh investasi dan kepercayaan.

“Kalau pemerintah bisa seperti itu, saya rasa negeri ini dalam dua tahun bukan cuma kaya, tapi investornya banyak,” ucapnya.

Brand Ambassador Tolak Angin, Andy F. Noya, menilai bahwa keberhasilan Sido Muncul dalam menjaga produktivitas berakar dari nilai-nilai yang ditanamkan kepada seluruh karyawan.

“Yang menjadi kekuatan dari Sido Muncul adalah nilai yang ditanamkan kepada seluruh staf dan karyawan, yaitu purpose of life, apa yang menjadi tujuan hidupmu,” ungkap Andy.

Andy juga menyampaikan pandangannya bahwa bekerja di Sido Muncul bukan sekadar soal gaji atau jabatan, melainkan tentang makna hidup dan kontribusi.

“Setiap orang digugah untuk menemukan tujuan hidupnya. Jadi bekerja di Sido Muncul bukan semata-mata untuk mendapatkan gaji atau meningkatkan karir. Lebih dari itu, seluruh karyawan didorong untuk memberi nilai dalam hidupnya. Karena hidup ini cuma sekali, jadi harus lebih berarti,” tuturnya.

Menurut Andy, nilai-nilai tersebut selaras dengan keyakinannya tentang pentingnya kontribusi terhadap sesama.

“Itulah yang aku kagumi dari Sido Muncul. Nilai-nilai di sini cocok dengan yang aku yakini, yaitu di manapun kita berada, kita harus bisa memberi kontribusi yang baik bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan Indonesia tercinta,” ujarnya.

Produktivitas Jadi Kunci Indonesia Emas

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan RI Prof. Yassierli menegaskan bahwa peningkatan produktivitas merupakan faktor kunci menuju Indonesia Emas 2045. Ia menyoroti pentingnya intervensi pada empat pilar utama: people, product, process, dan policy.

“Produktivitas adalah strategi utama untuk meningkatkan daya saing industri. Kita perlu membangun tenaga kerja yang mampu menciptakan nilai tambah lebih besar,” jelas Yassierli.

Ia juga mengingatkan, bonus demografi harus dimanfaatkan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, bukan hanya jumlahnya.

“Tantangan kita bukan sekadar kuantitas, tapi kualitas dan relevansi kemampuan tenaga kerja terhadap kebutuhan industri,” ujarnya.

Gerakan Kolaboratif untuk Semua Sektor

Dirjen Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kemnaker RI, Agung Nur Rohmad, menjelaskan bahwa P3N 2025 menjadi langkah konkret membangun ekosistem produktivitas nasional yang sistematis dan berkelanjutan.

“P3N adalah inisiatif tahunan untuk mendorong produktivitas di seluruh sektor, baik pemerintah maupun swasta,” jelas Agung.

Kegiatan ini melibatkan 201 mitra penyelenggara dan 259 program produktivitas, dengan partisipasi lebih dari 27.000 peserta di seluruh Indonesia.

“Kami ingin gerakan ini menjadi momentum bersama. Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha seperti Sido Muncul, dan masyarakat adalah kunci memperkuat daya saing nasional,” tegasnya.

Ia menilai Sido Muncul sebagai contoh industri yang berhasil menjaga produktivitas tinggi sekaligus menyeimbangkannya dengan kesejahteraan pekerja

“Kalau kita bicara industri manufaktur, tingkat produktivitasnya memang sudah tinggi. Karena itu, kami ingin melihat dan belajar juga dari perusahaan-perusahaan seperti Sido Muncul,” ujarnya.