PDI Perjuangan Gelar FGD, Chicha Koeswoyo Tekankan Peran Perempuan Demi Generasi Kuat

Diposting pada

Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan DKI Jakarta menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) Perjuangan Perempuan Berdaya bertema “Partisipasi Perempuan Demi Generasi yang Kuat di Masa Depan” di kantor DPD PDI Perjuangan Jakarta.

Kegiatan ini menghadirkan tokoh-tokoh penting yakni kader perempuan WAKABID Pemberdayaan Perempuan dan Anak PDI Perjuangan DKI Jakarta, kalangan akademisi, pejabat pemerintah daerah, hingga aktivis pendidikan untuk membahas isu ketahanan perempuan, perlindungan anak, serta peran perempuan dalam menghadapi tantangan era digital.

Dalam sambutannya, Chicha Koeswoyo, Wakil Ketua Bidang Wakil Ketua Bidang Kerakyatan Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta sekaligus Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, menekankan pentingnya ketangguhan perempuan dalam menghadapi kompleksitas kehidupan saat ini. Ia menegaskan bahwa angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih sangat tinggi, sehingga diperlukan kekuatan kolektif dan panduan bersama dalam melakukan advokasi.

Perjuangan perempuan harus melahirkan rekomendasi yang ditindaklanjuti, bukan sekadar berhenti pada diskusi,” ujar Chicha, seraya berharap generasi muda dapat tumbuh menjadi generasi kuat yang membawa bangsa semakin gemilang.

Diskusi menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Margaretha Hanita, akademisi UI sekaligus Ketua Yayasan Ketahanan Perempuan dan Anak, yang menyoroti pentingnya ketahanan perempuan di era digital serta literasi keamanan digital; Iin Mutmainnah, Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, yang memaparkan berbagai program Pemprov DKI untuk pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan kesetaraan gender; serta Retno Listyarti, Ketua Dewan Pakar FSGI, yang menekankan pentingnya pengasuhan positif dan perlindungan anak di sekolah agar bebas dari kekerasan.

Rekomendasi

Dari rangkaian pembahasan, FGD ini menghasilkan beberapa rekomendasi penting, di antaranya: perluasan akses keterampilan dan kewirausahaan bagi perempuan; peningkatan pendidikan yang inklusif dan aman; optimalisasi pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung kualitas hidup perempuan; penguatan perlindungan hukum bagi perempuan dan anak melalui sistem terintegrasi; serta komitmen kader perempuan PDI Perjuangan untuk menjadi pionir dalam memberantas kekerasan terhadap anak, dimulai dari keluarga dan lingkungan terdekat.

Sebagai penutup, FGD ini diharapkan dapat menjadi titik tolak bagi gerakan bersama perempuan PDI Perjuangan, pemerintah, dan masyarakat luas dalam memperkuat ketahanan perempuan. Harapannya, kolaborasi ini tidak hanya melahirkan gagasan, tetapi juga aksi nyata yang mampu menghadirkan generasi yang lebih kuat, berdaya, dan siap membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih adil dan sejahtera.