Investasi sekarang menjadi cara favorit banyak orang terutama para millenial dan gen z untuk menyimpan uang dengan benefit tambahan. Lebih menguntungkan daripada sekedar simpan uang ke bank.
Berinvestasi bisa memberikan keuntungan berkali-kali lipat dari uang yang kita simpan dengan memilih instrumen investasi yang tepat. Yap, memilih instrumen investasi atau jenis investasi yang tepat merupakan salah satu hal paling penting dalam kegiatan investasi.
Pemilihan instrumen investasi sendiri bisa berdasarkan kepribadian, kebutuhan, tujuan keuangan dan kondisi finansial saat ini. Nah, dari sekian banyak instrumen investasi yang ada obligasi merupakan salah satu pilihan yang cukup populer. Jenis obligasi yang cukup banyak dipilih adalah obligasi konversi.
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
Apa Itu Obligasi Konversi?
Obligasi Konversi
Obligasi konversi atau convertible bonds adalah jenis surat utang yang memungkinkan pemiliknya untuk mengkonversi surat utang yang mereka miliki menjadi saham di perusahaan penerbit obligasi sesuai dengan rasio penukaran yang sudah disepakati sebelumnya.
Surat utang jenis ini biasanya cenderung memiliki tingkat bunga yang rendah karena keunggulan yang diberikan yaitu kemudahan untuk diubah menjadi bukti kepemilikan berupa saham.
Obligasi konversi menawarkan besaran bunga kupon kecil, yang mana pemegang obligasi dinilai sudah mendapatkan imbalan dalam bentuk hak untuk mengkonversikan kupon yang dipegangnya ke saham biasa seharga lebih murah dibanding harga saham itu di pasaran.
Tak seperti investasi dalam saham, dalam obligasi tidak dikenal sistem kepemilikan. Aspek tersebut merupakan salah satu yang membedakan saham dan obligasi. Obligasi adalah hutang yang disediakan investor untuk sebuah perusahaan atau pemerintah yang merupakan penerbit surat utang tersebut.
Jenis-Jenis Obligasi Konversi
Berikut beberapa jenis obligasi pada obligasi konversi yang banyak digunakan untuk berinvestasi di pasar modal:
Jenis Obligasi Konversi | Penjelasan |
Obligasi Tukar | Obligasi tukar juga sering disebut sebagai exchangeable convertible merupakan jenis obligasi konversi di mana saham yang digunakan dalam obligasi konversi merupakan saham perusahaan yang berbeda dari penerbit obligasi tersebut. |
Obligasi Wajib Konversi | Yaitu merupakan sebuah obligasi yang mewajibkan investornya mengkonversikan ke bentuk saham pada saat jatuh tempo. Terdapat dua harga konversi yaitu harga setara nilai saham dan harga di atas nilai par. |
Obligasi Konversi Saham Preferen | Obligasi ini hampir sama dengan jenis obligasi pada umumnya, yang menjadi pembeda adalah struktur permodalan dalam obligasi konversi jenis ini. Dalam sistem ini, struktur modal memiliki peringkat senioritas yang lebih rendah. |
Obligasi Konversi Bersyarat | Obligasi ini memiliki syarat bagi investor yang ingin mengkonversikannya ke dalam bentuk saham. Yaitu bila harga saham yang berlaku di pasar modal mencapai presentase tertentu.Dalam sistem ini, investor hanya diperbolehkan untuk melakukan konversi obligasi menjadi saham dalam kondisi persentase tertentu di atas harga konversi yang sudah disepakati sejak awal. |
Vanilla Convertible Bonds | Yaitu obligasi yang memberikan hak investor obligasi untuk mengkonversikannya ke sejumlah saham dengan harga dan nilai konversi yang telah ditentukan pada tanggal jatuh tempo.Jadi, selama masa berlakunya obligasi, si investor mendapatkan kupon bunga dan pada tanggal jatuh tempo mendapatkan hak atas nominal obligasi atau dikonversikan dalam bentuk saham. |
Reverse Convertible | Obligasi ini memberikan hak konversi kepada pemodal, Reverse Convertible memberikan hak konversi kepada penerbit obligasi.Opsi tersebut yaitu membeli kembali obligasi secara tunai atau dikonversikan dalam bentuk ekuitas dengan harga dan kurs konversi yang telah ditentukan pada saat jatuh tempo. |
Cara Kerja Obligasi Konversi
Investor surat utang jenis ini ini punya pilihan untuk mengonversikannya ke saham (ekuitas perusahaan). Perubahan tersebut dipengaruhi sejumlah hal misalnya harga saham.
Hal ini akan menguntungkan perusahaan penerbit karena bunga konversi yang jenis ini cenderung lebih rendah akan tetapi, hal ini juga bisa menyebabkan dilusi saham karena penurunan kepemilikan saham saat pemilik surat utang melakukan konversi.
Selain itu perusahaan juga memiliki opsi untuk tidak mengembalikan hutang dan mengkonversinya menjadi saham sesuai kesepakatan yang sudah ditentukan di awal.
Contohnya, sebuah perusahaan memerlukan modal sebesar Rp130 Miliar yang akan dialokasikan untuk membiayai proyek baru. Perusahaan dapat memenuhi utang itu melalui pengeluaran obligasi yang memberikan kupon 11% dengan jatuh tempo 8 tahun.
Akan tetapi, apabila perusahaan mengeluarkan obligasi yang dapat ditukar tersebut, besar bunga yang harus diberikan cuma 8%. Di samping itu, ada opsi tak wajib mengembalikan pinjaman sebab hutang itu dapat diubah menjadi saham berdasarkan ketetapan dan perjanjian yang ditentukan.
Itu mengapa, obligasi konversi menjadi alternatif yang tepat untuk perusahaan sebab pemberian bunga lebih kecil ketika proyek baru mulai. Bilamana pemodal mengubah obligasinya maka otomatis pemegang saham yang lain bakal mengalami dilusi, namun perusahaan tak wajib melunasi bunga lagi maupun pokok obligasi.
Dengan mengkonversikan obligasi menjadi saham, investor menjadi lebih diuntungkan. Investor juga akan memperoleh keuntungan yang lebih baik lagi saat proyek yang dijalankan perusahaan itu rampung dan sukses menangguk laba.
Keuntungan dan Risiko Obligasi Konversi
Sama seperti instrumen investasi lainnya, obligasi konversi tidak hanya bisa memberikan keuntungan tapi juga risiko. Berikut keuntungan dan risiko pada investasi obligasi konversi yang harus diketahui:
Keuntungan | Risiko/Kerugian |
---|---|
Bagi investor yang menggunakan obligasi konversi, keuntungan dari investasi ini adalah fleksibilitas pengembalian pinjaman dan bunga dalam bentuk saham.Saat dikonversikan menjadi saham, investor bisa mendapatkan tawaran harga saham yang lebih rendah dibanding yang ada di pasaran.Bagi penerbit, obligasi konversi menjadi salah satu solusi terbaik mengingat pembayaran bunga di tahap awal proyek lebih rendah.Berkurangnya kewajiban membayar utang karena investor diperbolehkan menukarkan efeknya ke dalam bentuk saham. | Ketika jatuh tempo harga saham yang bisa didapatkan dari hasil konversi lebih murah dari nilai obligasi.Risiko kupon (bunga) lebih rendah dibanding jenis obligasi lainnya.Saat dikonversikan dalam bentuk saham, belum tentu harga saham naik sehingga memberikan keuntungan bagi investor.Penerbit memiliki risiko gagal bayar kupon obligasi, sehingga investor dibayar dalam bentuk saham. |