Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menegaskan terus mengawal proses hukum kasus dugaan pelecehan seksual oleh eks Rektor Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno.
Hal itu diungkapkan saat audiensi terbuka bersama Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila (YPPUP) pada Rabu, (21/5/2025).
Tak sendiri, pria yang akrab disapa Noel turut didampingi Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan.
“Hari ini ada pertemuan yang luar biasa menghasilkan hal yang positif ya. Pertama hal positifnya rektorat yang hari ini PLT sepakat bahwa proses hukum itu tetap harus dilanjutkan. Dan informasi positif kedua adalah yayasan juga mempertegas posisinya bahwa kasus ini harus lewat proses hukum,” kata Noel kepada wartawan, Selasa (21/5/2025).
“Artinya jangan sampai desas-desus di luar itu seakan-akan yayasan dan akademik melindungi kejahatan seksual dalam kampus,” sambung dia.
Korban Alami Tekanan Psikologis
Kasus ini diketahui telah berlangsung cukup lama. Korban tak hanya mengalami kekerasan seksual, tetapi juga mendapatkan tekanan psikologis. Noel mengingatkan, negara tak boleh diam.
“Nah makanya tugas kita negara untuk mendorong agar proses hukum, ini harus berjalan secara transparan. Jangan tidak. Karena kalau tidak, sama juga kita membiarkan pelecehan-pelecehan seksual yang lainnya terjadi di kampus-kampus. Yang pasti rektor tidak bisa di atas hukum,” ujar dia.
Sementara itu, Veronica Tan menambahkan, penting bagi universitas untuk memastikan perlindungan nyata terhadap mahasiswa maupun tenaga kerja yang merasa terintimidasi.
“Jadi kami datang hari ini untuk mengetahui bagaimana alur satgas ketika ada pelaporan, ketika ada mahasiswa atau pekerja yang merasa terintimidasi, bagaimana secara universitas itu melindungi. Pada umumnya kita semua sama, kita akan tetap yang terlapor itu akan tetap jalan dengan proses hukum,” ujar dia.
Senada, Veronica juga menyatakan kasus ini harus dikawal dengan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS). “Makanya kita minta, ini dikawal supaya diproses hukum,” ujar dia.
Curhat Korban Pelecehan Seksual
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer bersama Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Veronica Tan menyambangi Universitas Pancasila, pada Rabu (21/5/2025) dan berdialog dengan pihak UP dan korban.
Dalam dialog, korban berinisial RZ rupanya tak hanya menjadi korban pelecehan tapi juga mengalami intimidasi dari dalam kampus.
Hal itu diungkap langsung oleh RZ. Dia bercerita suatu ketika pernah diminta bersembunyi saat menghadiri acara kampus yang juga dihadiri eks rektor.
“Tiba-tiba saya dimutasi dengan tidak tahu salah saya apa. Lalu saya juga tidak boleh datang ke acara-acara besar, dan itu memang sudah ada pernyataan sebelumnya. Ketika saya ada acara di sana pun saya disuruh ngumpet saat beliau (Edi Toet) datang, beliau pada saat itu masih rektor,” kata RZ di Universitas Pancasila, Rabu (21/5/2025).
Lebih parah lagi, RZ menyampaikan, dirinya dituding sebagai perempuan tidak benar.
“Tolong saya itu bukan mengada-ngada, saya dibilang nggak bener, wanita nggak bener, ani ani, apalagi? saya itu biar benar keadaannya, bukan saya mengada-ngada,” ujar dia.
Komitmen Kawal Proses Hukum
Sementara itu, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan menyatakan, berkomitmen untuk terus mengawal proses hukum dalam kasus dugaan kekerasan seksual yang melibatkan mantan Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno.
Pemerintah, kata dia, akan memastikan perlindungan bagi korban serta mendorong proses hukum agar berjalan transparan dan tuntas.
“Kami dari kementerian PPPA pasti akan terus mengawal ya karena tetap proses penegakan hukum, tapi hari ini kita datang untuk berdiskusi apa langkah-langkah berikutnya. Dari kami tentu kita akan menanyakan ini juga, kita akan berkunjung kepada LPSK untuk menanyakan hal ini juga kelanjutan seperti apa,” ujar dia.