Nguber Drummer Gelar Drum Clinic di Malaysia, Pilih Selangor dan Tawau Ketimbang Kuala Lumpur

Diposting pada

Berbeda dengan kebanyakan musisi yang memilih Kuala Lumpur sebagai lokasi acara, Nguber Drummer justru menjajal dua wilayah yang dianggap lebih menantang dan unik: Selangor dan Tawau, sebagai lokasi drum clinic perdana mereka di Malaysia. Yuk ikuti selengkapnya berikut ini.

Liputan6.com, Jakarta – Nguber Drummer mencatat sejarah baru dengan menggelar drum clinic alias klinik drum perdana mereka di Malaysia. Berbeda dengan kebanyakan musisi yang memilih Kuala Lumpur sebagai lokasi acara, Nguber Drummer justru menjajal dua wilayah yang dianggap lebih menantang dan unik: Selangor dan Tawau.

Acara tersebut diselenggarakan di Warisan Studio Hall, Selangor pada 15 Juni 2025, dan Mojo Music, Tawau pada 17 Juni 2025, serta mendapat sambutan hangat dari ratusan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari anak-anak hingga orang tua, pekerja, musisi, hingga penikmat musik.

“Kuala Lumpur sudah terlalu pasaran. Seniman Indonesia juga sudah banyak bikin acara di sana. Tapi Selangor dan Tawau terasa lebih menantang dan unik. Kami ingin tahu apakah Nguber Drummer bisa diterima sampai ke pelosok Malaysia. Alhamdulillah, ternyata hasilnya sangat positif,” ujar Bowie Champa, pendiri Nguber Drummer, dalam keterangan yang diterima tim Showbiz Liputan6.com.

Rekan sekaligus pendiri lainnya, Yandi Andaputra, menambahkan bahwa Malaysia merupakan salah satu negara dengan permintaan tertinggi agar Nguber Drummer datang.

“Ternyata banyak orang Malaysia yang suka ngulik drummer Indonesia. Nguber Drummer sering mereka tonton di Instagram. Banyak juga yang langsung DM ke akun kami, baik akun komunitas maupun akun pribadi, untuk mengadakan acara di sana,” ungkap Yandi ikut menyampaikan.

Meski sukses digelar, Bowie dan Yandi mengakui bahwa ada tantangan tersendiri saat menyampaikan materi di Malaysia, terutama soal bahasa dan karakter penonton.

“Banyak peserta yang masih malu-malu, dan ada juga kendala bahasa karena sebagian peserta dari etnis Tionghoa dan Melayu kesulitan memahami bahasa Indonesia sepenuhnya,” jelas Bowie.

Untuk mengatasi hal tersebut, tim Nguber Drummer menggunakan pendekatan hiburan khas mereka dengan menyesuaikan guyonan ke dalam bahasa Inggris dan mempelajari kebiasaan lokal terlebih dahulu.

“Kita tetap tampil ala Nguber Drummer, tapi berusaha menyesuaikan humor dan interaksi agar tetap bisa menghidupkan suasana,” kata Yandi.