Site icon Info Bet Gratis – Main Zeus Gacor

Neraca Pembayaran: Ini Pengertian, Fungsi, Jenis, Tujuan, dan Komponennya

Tidak hanya barang, aktivitas ekspor serta impor juga mencakup beberapa jenis produk lainnya. Sebagai contoh, di Indonesia, aktivitas perdagangan ini juga mencakup jasa, seperti asuransi, transportasi, dan pariwisata. Tentunya, untuk mengetahui kondisi keuangan, bukti transaksi dari aktivitas ekspor, impor, maupun jenis transaksi lainnya penting untuk dicatat pada neraca pembayaran.

Proses pencatatan segala transaksi ekonomi menggunakan neraca pembayaran harus dilakukan guna memudahkan sebuah negara dalam menganalisis barang maupun jasa lokal yang disukai negara lain. Dengan begitu, negara mampu mengoptimalkan aktivitas tersebut sekaligus menambah pemasukannya. 

Selain itu, neraca pembayaran juga mampu membantu negara dalam mengevaluasi kekurangan yang harus diperbaiki pada transaksi ekonominya dengan negara lain. Dengan perannya yang amat penting tersebut, pengertian tentang neraca pembayaran ini layak untuk dipelajari. Nah, agar lebih memahami tentang jenis laporan keuangan tersebut, simak ulasan tentang apa itu neraca pembayaran, fungsi, jenis, tujuan, dan juga komponennya berikut ini.

Pengertian Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran

Bisa juga disebut sebagai balance of payment atau BOP, pengertian neraca pembayaran adalah catatan yang secara sistematik dilakukan terhadap segala transaksi ekonomi pada sebuah negara dan negara yang lainnya. Neraca pembayaran adalah catatan perdagangan jasa atau barang, transfer keuangan, maupun moneter antara warga sebuah negara dengan warga negara lain selama 1 periode tertentu. 

Sementara itu, jika mengacu pada KBBI, yang dimaksud dengan neraca pembayaran adalah perbandingan penerimaan dana antara 2 negara pada aktivitas perdagangan dunia. KBBI juga menjelaskan istilah tersebut sebagai daftar perkiraan terperinci mengenai transaksi perdagangan yang dilakukan negara pada periode waktu tertentu. 

Jadi, berdasarkan penjelasan tersebut, secara sederhana neraca pembayaran adalah sebuah catatan sistematis yang berisi transaksi ekonomi atau perdagangan internasional pada suatu periode tertentu.

Transaksi pada Neraca Pembayaran

Transaksi dari neraca pembayaran biasanya dikelompokkan ke dalam 3 bagian, yakni transaksi finansial, transaksi berjalan, dan transaksi modal. Setiap jenis transaksi tersebut mempunyai peranannya tersendiri pada neraca pembayaran. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan mengenai 3 jenis transaksi pada neraca pembayaran tersebut.

Transaksi berjalan ialah jenis transaksi yang berhubungan dengan impor dan ekspor barang maupun jasa pada kurun waktu setahun. Transaksi berjalan mencakup beberapa jenis transaksi yang digunakan untuk mengukur atau menilai neraca pembayaran, antara lain:

1. Transaksi Barang

Jenis transaksi ini meliputi transaksi impor dan ekspor barang yang dikategorikan sebagai migas serta non migas. Memiliki proses penerimaan dari pembayaran, seluruh ekspor dimasukkan pada transaksi kredit, sedangkan impor dimasukkan pada transaksi debit akibat menyebabkan kewajiban pembayaran pada negara lain. Apabila nilai ekspor melebihi impor, artinya negara mengalami surplus pada neraca pembayaran, dan defisit jika terjadi sebaliknya. 

2. Transaksi Jasa

Jenis transaksi ini mencakup penyediaan jasa yang dilakukan warga Indonesia pada warga luar negeri atau ekspor, dan warga luar negeri pada warga Indonesia atau impor. Perjalanan dan transportasi internasional adalah contoh dari transaksi jasa. 

3. Pendapatan Primer

Pendapatan primer adalah perolehan ataupun hasil yang didapat dari penyediaan pada faktor produksi SDM dan modal keuangan. Adapun yang tergolong sebagai pendapatan primer adalah dividen, baik itu kupon, bunga, atau diskon. 

4. Pendapatan Sekunder

Jenis transaksi ini terdiri dari pembayaran dan penerimaan berupa remitansi atau transfer penghasilan TKI/TKA, serta beragam transfer lainnya, seperti, hibah, jasa, hadiah, hingga uang. 

Jenis transaksi ini umumnya digunakan untuk mencatat penghasilan bersih dari transaksi pendapatan dan pengeluaran modal. Transaksi ini mencakup hibah investasi dan aset tetap, serta sebagian besar merupakan transfer modal.

Jenis transaksi ini jarang digunakan karena mempunyai sedikit kontribusi pada neraca pembayaran. Transaksi modal memiliki 2 unsur, yakni aset non finansial non produksi dan transfer modal. Perhitungan transaksi modal dilakukan dengan menambahkan nilai bersih pada transfer aset serta aset non finansial non produksi. Bagian kredit transaksi ini diwakili transaksi aliran modal yang masuk, sedangkan bagian debitnya diwakili transaksi yang keluar. 

Jenis transaksi ini mencakup transaksi yang menginformasikan perubahan kepemilikan dari aset serta kewajiban keuangan luar negeri pada suatu periode waktu tertentu. Beberapa kategori pada transaksi ini, antara lain: 

1. Investasi Langsung

Investasi ini dilakukan investor yang menanamkan modal dengan tujuan berinvestasi jangka panjang pada sebuah perusahaan. Modal yang seharusnya ditanam terbilang cukup besar, mencapai 10% dari jumlah modal perusahaan. 

2. Investasi Portofolio

Jenis investasi ini ialah investasi yang profitnya didapatkan dari surat berharga. Jenis investasi portofolio lebih ke arah jangka pendek. 

3. Derivatif Finansial

Kategori transaksi finansial ini mencakup dokumen mengenai pencatatan derivatif pada instrumen keuangan yang mencakup option atau warrant, serta derivatif lain, seperti, forward, swap, dan future.

4. Investasi Lainnya

Segala jenis keuangan yang tak termasuk pada ketiga kategori sebelumnya akan dimasukkan pada investasi lainnya. Di sisi kewajiban, mayoritas investasi lainnya mencakup kredit luar negeri, baik swasta maupun pemerintah, serta utang dagang yang diperoleh melalui eksportir jasa dan barang di luar negeri.

Sementara itu, di sisi aset, kategori investasi lainnya mencakup simpanan masyarakat yang terdapat pada perbankan di luar negeri, serta piutang dagang para eksportir Indonesia pada pembeli luar negeri. 

Jenis Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran dapat dibagi ke dalam 3 jenis, yaitu defisit, surplus, dan seimbang. Berikut adalah penjelasan dari ketiga jenis neraca pembayaran ini. 

Jenis neraca ini menandakan nilai impor yang lebih besar ketimbang ekspor sehingga negara selalu mengalami defisit yang membuat sektor keuangannya melambat. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi menjadi lebih sulit berkembang. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah mendorong komoditas ekspor dengan melakukan subsidi serta premi ekspor, diversifikasi ekspor, devaluasi, perjanjian internasional, serta mengendalikan harga di dalam negeri. 

Sebaliknya, neraca pembayaran jenis surplus menandakan transaksi debit dengan nominal yang perlu dibayar ke negara lain lebih kecil ketimbang penerimaan dari negara lain. Sederhananya, neraca pembayaran surplus terjadi saat jumlah pemasukan melebihi jumlah pengeluaran sebuah negara. Neraca pembayaran yang mengalami surplus mengindikasikan sebuah negara memiliki cadangan dana dan devisa yang lebih banyak dan dapat digunakan untuk proses pembangunan nasional. 

Sesuai namanya, jenis neraca pembayaran ini memiliki nilai yang seimbang pada transaksi kredit dan transaksi debit. Saat sebuah negara ingin menambah pendapatan atau surplus, maka nilai impor perlu diturunkan dan menambah nilai ekspor. Barulah dengan begitu neraca pembayaran seimbang bisa didapatkan.

Fungsi Neraca Pembayaran

Sebuah negara perlu memerhatikan transaksi ekonominya agar mampu berjalan dengan optimal dan mengarah ke keuntungan yang besar. Dengan memiliki neraca pembayaran, ada beragam fungsi dan manfaat yang bisa didapatkan, antara lain:

Tujuan Neraca Pembayaran

Neraca Pembayaran

Ada beragam tujuan yang ingin diraih sebuah negara saat menyusun neraca pembayaran, antara lain:

Komponen Neraca Pembayaran

Terdapat 5 kelompok yang menjadi komponen pada neraca pembayaran:

Exit mobile version