
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan proyek New Grass Root Refinery (NGRR) atau kilang BBM Tuban yang dikerjakan PT Pertamina bersama mitra Rusia, Rosneft, masih dalam tahap evaluasi investasi. Meskipun proyek ini sudah lama direncanakan, pemerintah hingga kini belum mengambil keputusan final terkait investasi atau Final Investment Decision (FID).
Bahlil mengungkapkan bahwa nilai investasi proyek ini cukup besar, mencapai sekitar US$ 24 miliar dengan lahan lebih dari 800 hektare. Namun, perhitungan ulang keekonomian proyek menunjukkan hasil yang belum sesuai, sehingga proses pengerjaan belum berjalan signifikan.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menargetkan FID dari Rosneft dapat direalisasikan pada kuartal 4 tahun 2025. Meski ada sanksi Uni Eropa terhadap Rosneft, kerja sama tetap berlanjut melalui joint venture PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PTPRPP) dengan porsi saham 55% Pertamina dan 45% Rosneft.
Proyek ini direncanakan memiliki kapasitas 300.000 barel per hari dan telah menjadi Proyek Strategis Nasional sejak 2020. Namun, keterlambatan pengerjaan diperkirakan akan menaikkan biaya investasi dari perkiraan awal US$ 23 miliar.
Pembangunan kilang ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, khususnya di wilayah Jawa Timur, namun realisasi proyek masih menunggu keputusan investasi yang tepat dari kedua pihak.