Bagi pecinta kopi, secangkir minuman ini bisa menjadi penyemangat hari, terutama di akhir pekan. Namun, jika Anda memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi, mungkin muncul pertanyaan: bolehkah tetap minum kopi? Apakah kopi bisa memperburuk tekanan darah tinggi?
Jawabannya tidak hitam-putih. Menurut para ahli, kopi memang dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah dalam jangka pendek, tetapi efeknya bisa berbeda pada tiap orang, tergantung dari frekuensi konsumsi, genetik, usia, hingga kebiasaan hidup.
Apa Itu Tekanan Darah Tinggi?
Sebelum membahas efek kopi, ada baiknya memahami apa itu hipertensi. Menurut American Heart Association (AHA), tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg. Jika tekanan darah Anda berada di kisaran 130-139/80-89 mmHg atau lebih tinggi, maka Anda tergolong memiliki tekanan darah tinggi.
Hipertensi adalah kondisi kronis di mana aliran darah memberikan tekanan terlalu tinggi pada dinding pembuluh darah. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi serius lainnya.
Kopi dan Tekanan Darah: Apa Hubungannya?
Kopi mengandung kafein, senyawa yang dikenal sebagai stimulan alami. Ini bisa meningkatkan detak jantung dan menyempitkan pembuluh darah untuk sementara waktu, sehingga berdampak pada tekanan darah.
“Kafein menghalangi adenosin, molekul yang membantu pembuluh darah rileks,” jelas dr. Ragavendra Baliga, ahli jantung di The Ohio State University Wexner Medical Center, dilansir Prevention.
“Hal ini dapat menyebabkan peningkatan sementara tekanan darah, terutama pada mereka yang bukan peminum kopi.”
Efek ini terutama dirasakan oleh orang yang jarang mengonsumsi kafein. Studi dalam Journal of the American Heart Association menyebutkan bahwa penderita hipertensi berat yang mengonsumsi dua atau lebih cangkir kopi berkafein per hari, memiliki risiko dua kali lipat untuk mengalami kematian akibat penyakit jantung atau stroke.
Namun, efek ini tidak terlihat pada orang dengan tekanan darah yang lebih rendah atau yang minum kopi secara teratur.
Apakah Peminum Kopi Rutin Aman?
Jika Anda minum kopi setiap hari, tubuh akan beradaptasi. Efek peningkatan tekanan darah dari kafein menjadi lebih ringan seiring waktu.
“Pada peminum kopi biasa, tubuh membangun toleransi,” kata dr. Baliga.
“Konsumsi kronis memiliki efek jangka panjang yang lebih ringan pada tekanan darah bagi sebagian besar individu.”
Artinya, jika Anda rutin minum kopi tanpa keluhan, Anda kemungkinan besar bisa melanjutkan kebiasaan tersebut, meski tetap dengan porsi yang bijak.
Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Tubuh terhadap Kopi
Mengapa ada orang yang tekanan darahnya melonjak setelah minum kopi, sementara yang lain baik-baik saja? Ini penjelasannya:
- Genetik – Varian gen CYP1A2 memengaruhi seberapa cepat tubuh memecah kafein.
- Usia – Orang muda cenderung lebih sensitif terhadap efek kafein.
- Jenis kelamin – Pria cenderung memetabolisme kafein lebih cepat.
- Merokok – Nikotin mempercepat metabolisme kafein.
- Jenis dan kekuatan seduhan kopi – Kandungan kafein bisa sangat bervariasi.
- Frekuensi konsumsi – Orang yang sering minum kopi akan lebih toleran terhadap efeknya.
Jadi, Boleh Minum Kopi Saat Hipertensi?
“Jika Anda tidak minum kopi secara teratur, tekanan darah bisa meningkat setelah mengonsumsi kafein,” jelas dr. Cheng-Han Chen, ahli jantung intervensional dan Direktur Medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Saddleback Medical Center.
“Namun, bagi peminum kopi rutin, biasanya tidak menjadi masalah besar.”
Ia juga menyarankan untuk menghindari kopi sebelum memeriksa tekanan darah, agar hasil pengukuran tidak bias. Jika Anda merasa tidak nyaman setelah minum kopi—seperti jantung berdebar atau pusing—maka sebaiknya kurangi konsumsinya.
Berapa Cangkir Kopi yang Aman?
Batas aman konsumsi kafein bagi kebanyakan orang dewasa adalah maksimal 400–450 mg per hari, atau setara dengan tiga hingga empat cangkir kopi seduh.
“Mereka yang memiliki hipertensi atau sensitivitas terhadap kafein mungkin butuh mengurangi asupan lebih jauh,” ujar dr. Baliga.
Minum kopi bukanlah pantangan mutlak bagi penderita hipertensi. Namun, penting untuk memahami respons tubuh Anda, dan membatasi konsumsi secara bijak. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter mengenai kebiasaan kafein Anda, terutama jika sedang dalam pengobatan atau memiliki riwayat penyakit jantung.
Akhir pekan tetap bisa dinikmati dengan secangkir kopi hangat, asalkan Anda tetap mengenali batas tubuh Anda sendiri.