Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dilaporkan tengah melakukan pergeseran besar dalam sistem penilaian risiko produk mereka.
Berdasarkan dokumen internal yang diperoleh NPR, Meta kini menargetkan agar 90 persen evaluasi risiko dilakukan oleh kecerdasan buatan (AI), bukan lagi sepenuhnya oleh pengulas manusia.
Hingga saat ini, memang beragam konten seperti apakah melanggar privasi pengguna, tidak layak dilihat pengguna di bawah umur, atau misinformasi diulas secara langsung oleh manusia.
Dengan pergeseran hal tersebut, perusahaan bentukan Mark Zuckerberg ini mengklaim dapat memproses tinjauan internal terhadap fitur-fitur baru terutama dalam konten berpotensi berbahaya seperti kekerasan, misinformasi, hingga risiko menyasar remaja.
“Perusahaan ingin semua tim produk mengisi kuesioner lalu menyerahkannya pada sistem AI, yang akan memberikan keputusan instan terkait potensi risiko,” tulis NPR, dikutip Senin (2/6/2025).
Mulai Pakai AI untuk Ulas Konten
Namun, kebijakan ini memicu kekhawatiran dari kalangan internal Meta sendiri. Sejumlah karyawan–yang identitasnya dirahasiakan–memperingatkan, AI mungkin bisa melewatkan sinyal-sinyal risiko serius yang seharusnya dapat dikenali oleh penilai manusia berpengalaman.
Sebelumnya, Meta dikenal cukup ketat dalam pengawasan fitur baru dengan melibatkan ulasan manual dari tim pengulas. Tapi dua bulan terakhir, perusahaan disebut telah memakai AI untuk menggantikan peran tersebut.
Salah satu mantan eksekutif Meta memperingatkan, “mengurangi pengawasan berarti menciptakan risiko lebih tinggi. Efek negatif dari perubahan produk bisa tidak terdeteksi hingga sudah berdampak ke dunia nyata.”
Meta: Ulasan Kompleks Tetap Diawasi Manusia
Lewat keterangannya ke NPR, perusahaan menyatakan AI hanya digunakan untuk meninjau risiko dianggap rendah, sementara masalah kompleks akan tetap ditangani oleh manusia.
Menariknya, perubahan ini diumumkan tak lama setelah perusahaan merilis laporan integritas triwulan mereka.
Disebutkan, jumlah konten yang dihapus justru dilaporkan menurun, meskipun terdapat peningkatan dalam kategori perundungan, pelecehan, hingga konten kekerasan visual.
WhatsApp Sediakan Voice Chat untuk Grup Kecil
Di sisi lain, WhatsApp kembali boyong fitur baru yang akan membuat pengalaman mengobrol di grup makin santai.
Kali ini, fitur baru WhatsApp Voice Chat diperluas ke grup yang lebih kecil, jadi pengguna tidak perlu lagi menunggu grup besar untuk bisa ngobrol bareng lewat suara.
Sebelumnya, fitur ini hanya tersedia untuk grup besar. Namun sekarang, Meta mulai menghadirkannya ke semua grup chat, tanpa batasan jumlah anggota.
Menariknya, dikutip dari laman Phone Arena, Senin (26/5/2025), Voice Chat ini dibuat senyap dan tidak mengganggu. Cara mulai obrolan juga mudah, cukup swipe ke atas dari bagian bawah grup chat dan tahan beberapa detik.
Tidak ada nada dering, atau pop up yang mengganggu, cuma undangan diam-diam yang bisa kamu ikuti kapan saja.
Obrolan WhatsApp akan tetap muncul di bagian bawah layar, sehingga anggota lain yang ingin bergabung bisa langsung melihat siapa saja yang sedang berbicara.