Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sudah memulai persiapan menyambut Pemilu 2029 yang diprediksi akan diwarnai dominasi pemilih dari generasi muda dan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurut Komisioner KPU RI August Mellaz, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan KPU, pemilih dari kelompok Generasi Z dan milenial akan mencapai 60 hingga 70 persen pada Pemilu 2029.
“Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Sebanyak 204 juta proporsi Gen Z-nya, Gen Z dengan milenial itu 58%. Data BPS dengan pertambahan potensi penduduk, kira-kira di 2029, itu Gen Z dan milenial akan mencapai proporsi 60-70%. Mereka generasi-generasi baru yang tidak lagi terikat dengan model-model kelembagaan konvensional,” kata Mellaz dalam Media Gathering KPU RI bertema Sinergi Pilar Demokrasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Selasa (9/12/2025).
Menurut dia, perubahan karakter pemilih ke arah digital membuat penyelenggara pemilu harus mengubah cara kerja agar tetap relevan dan responsif terhadap kebutuhan pemilih. Salah satunya KPU memperhatikan tren kecerdasan buatan atau AI yang menjadi tantangan demokrasi elektoral.
Dia menyebut, Pemilu dan Pilkada 2024 beruntung belum terkena dampak langsung aksi manipulasi digital berbasis AI. Namun, Pemilu 2029 diperkirakan tidak akan bisa terhindar dari situasi tersebut.
“Perkembangan AI punya potensi sangat serius mengganggu stabilitas demokrasi elektoral negara,” tegas Mellaz.
Tren AI Guncang Hasil Pemilu
Dia mencontohkan, kasus di Slovakia pada 2023 ketika video deepfak yang meniru salah satu kandidat nyaris mengguncang hasil pemilu. Gangguan serupa terus meningkat di Eropa hingga puncaknya pada 2025.
Karena itu, dengan mayoritas pemilih digital native, ancaman manipulasi informasi berbasis AI diperkirakan akan semakin menantang.
“Kita sudah tidak bicara lagi teknologi informasi, tetapi sudah bicara artificial intelligence (AI),” kata Mellaz.
Mellaz pun menyinggung kemunculan AI sudah bergerak sendiri, seperti DeepSeek dan ChatGPT yang mampu menghasilkan konten mulai dari teks hingga suara dan video yang bisa memperdaya publik dengan sangat cepat.
“Kita harus benar-benar menyiapkan diri,” tandas dia.

