Profil risiko bukan istilah baru lagi di dunia investasi. Profil risiko menjadi hal yang mesti dipertimbangkan karena berkaitan langsung dengan kinerja portofolio milikmu.
Apapun instrumen investasinya, baik saham, obligasi, reksa dana, valas, kripto, ada risikonya masing-masing. Tentunya tergantung dari jumlah keuntungan yang ditawarkan oleh setiap instrumen.
Seperti apa profil risiko investasi? Untuk mengetahuinya, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Profil Risiko
Profil risiko merupakan tolak ukur saat mengalokasikan aset yang ingin diinvestasikan. Garis besarnya tentang berapa jumlah risiko yang berani ditanggung saat nilai suatu investasi turun. Apakah itu 10% dari modal, 20%, atau lebih besar?
Jika kurang tertarik terhadap instrumen yang berisiko, deposito mungkin cocok untukmu. Risikonya terbilang rendah, tapi kamu punya peluang untuk menikmati keuntungan.
Keuntungan yang diperoleh nanti bisa didiversifikasi ke instrumen lain atau digunakan untuk menambah modal pada instrumen yang dipilih di awal. Tergantung dari kebutuhan dan tujuan investasi milikmu.
Yang pasti, profil risiko akan memudahkanmu untuk menentukan jenis investasi yang tepat sesuai besar risiko yang mampu ditolerir.
Mau Investasi? Sesuaikan Sama Isi Dompet Dulu
Instrumen investasi cukup beragam. Sebelum memulai, sebaiknya lihat dulu isi dompet baik-baik.
Jika isi dompet kurang mendukung, ditambah kamu masih punya liabilitas yang mesti dilunasi dalam waktu dekat, instrumen investasi yang minim risiko tentu lebih cocok.
Meskipun keuntungannya lebih kecil, setidaknya kamu bisa gunakan untuk menambah modal investasi tanpa mengurangi isi dompet. Jadi, isi dompet bisa fokus untuk membayar liabilitas dan memenuhi kebutuhanmu kala itu.
Sebaliknya jika punya banyak aset dan liabilitas yang kecil, coba lirik investasi yang berisiko tinggi. Alhasil, keuntungan yang diperoleh maksimal atau sesuai harapan.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dihindari Jika Ingin Sukses Berinvestasi
3 Jenis Profil Risiko Investasi
Seperti apa profil risiko investasi? Terdapat tiga tipe yang dapat kamu sesuaikan dengan diri sendiri. Yuk, disimak!
1. Tipe Konservatif
Bagi yang cenderung menghindari risiko, masuk dalam kategori konservatif. Tipe ini menginginkan hasil yang stabil dari portofolio investasinya. Dan dilihat dari segi jumlah keuntungan, tentu lebih rendah karena risikonya juga minim.
Bahkan terkadang, tipe konservatif tidak menanggung risiko apapun dari suatu investasi. Sebab, portofolionya selalu bertumbuh setiap waktu. Contoh investasinya adalah deposito.
Jumlah keuntungan mungkin tidak sama karena adanya penurunan suku bunga, tapi tetap untung.
Tipe konservatif cocok untuk kamu yang :
- Cenderung menghindari risiko
- Memiliki schedule yang padat, jadi tidak sempat menganalisis portofolio investasi
- Ingin berinvestasi dalam jangka pendek
- Memperoleh keuntungan yang sifatnya tetap
2. Tipe Moderat
Tipe yang satu level lebih tinggi daripada tipe konservatif. Tipe ini bisa dikatakan mau mengambil risiko, tapi dengan persentase sedang. Makanya obligasi dan reksa dana menjadi instrumen investasi yang paling cocok untuk tipe ini.
Meski demikian, tidak sedikit juga yang berani berinvestasi di saham. Tentunya di saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang tinggi, seperti saham blue chip atau LQ-45.
Alasannya karena potensi untuk rebound lebih jelas daripada saham gorengan. Meskipun harganya turun, pikiran tidak terlalu kacau karena beberapa waktu kemudian harganya akan naik kembali.
Tipe moderat cocok untuk kamu yang :
- Berani ambil risiko, tapi dalam level menengah
- Menginginkan keuntungan yang lebih besar
- Time horizon investasinya jangka menengah, seperti 1-3 tahun
3. Tipe Agresif
Merupakan tipe paling berani ambil risiko, makanya saham, forex, dan kripto pun disikat meskipun fluktuasi harganya sangat tinggi. Tipe ini biasanya memiliki pengetahuan investasi yang baik, makanya berani mengalokasikan asetnya untuk memperoleh keuntungan berlipat ganda.
Mengingat risiko yang dihadapi tinggi, tipe agresif pasti melakukan diversifikasi investasi. Jika investasi A turun, setidaknya B dan C naik sehingga kerugian saat A dijual masih bisa ditutupi oleh kedua investasi lainnya.
Seperti apapun kondisi di perekonomian atau di pasar perdagangan, tipe agresif sudah siap menerima kenyataan. Mentalnya bisa dikatakan sudah kuat, psikologisnya juga bagus, jadi tidak gampang emosi saat portofolio investasinya turun.
Tipe agresif cocok untuk kamu yang :
- Berani ambil risiko
- Menginginkan keuntungan yang besar
- Paham tentang instrumen yang hendak diinvestasikan
- Kurun waktu investasi dalam jangka panjang