Menengok Kondisi Lapas Terendam Banjir Akibat Bencana di Sumatera

Diposting pada

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen Pas) Mashudi meninjau langsung UPT Pemasyarakatan terdampak bencana banjir di Sumatera Utara (Sumut).

Menurut Mashudi, pihaknya terus memantau perkembangan situasi dan memfasilitasi warga binaan dan juga kerusakan ditimbulkan.

“Kami memastikan pelayanan dan perawatan kepada warga binaan, anak dan tahanan tetap berjalan baik,” kata Mashudi saat meninjau banjir di Lapas Pemuda Langkat Sumatera Utara, seperti dikutip Jumat (5/12/2025).

Mashudi mendatangi tiap lapas terdampak secara maraton di UPT Pemasyarakatan Sumatera Utara, mulai dari Lapas narkotika Langkat, Lapas Pemuda Langkat, Rutan Tanjung Pura, Rutan Pangkalan Brandan, Lapas Kelas 1 Medan, LPKA Medan, Rutan Perempuan Medan, Rutan Medan, Bapas Medan, Rutan Tanjung Pura dan Lapas Pemuda Langkat.

“Banjir sekitar 1 meter atau setinggi lutut dewasa masih menggenangi lingkungan lapas dan rutan. Warga binaan yang kamar huniannya tergenang banjir kami pindahkan ke lokasi yang lebih aman. Kami pastikan pemberian makan, kesehatan dan hak lainnya tetap berjalan baik,” ucap dia.

Mashudi mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian, TNI, PLN , pemda setempat serta pihak terkait lainnya, untuk bantu mendukung pelayanan dan keamanan di lapas rutan serta LPKA tetap kondusif.

Sementara itu, Mashudi mengakui, selain Sumatera Utara, UPT Pemasyarakatan yang mengalami kebanjiran juga terjadi antara lain di wilayah Aceh dan Sumatera Barat.

Namun dia memastikan, seluruh jajaran di Imigrasi dan Pemasyarakatan (IMIPAS) juga telah melakukan donasi untuk membantu kondisi terdampak banjir di UPT IMIPAS Sumatera Utara, Aceh dan Sumatera Barat.

“Kami mohon doanya dari masyarakat agar banjir dapat segera surut, serta kondisi Lapas, Rutan , LPKA dan Bapas yang terkena banjir dapat selalu kondusif, pelayanan dan perawatan berjalan baik, serta keamanannya,” Mashudi menandasi.

Korban Hilang Akibat Banjir dan Longsor di Sumut Bertambah Jadi 205 Orang, Berikut Rinciannya

Sebelumnya, jumlah korban hilang akibat banjir dan longsor di Sumatera Utara bertambah menjadi 205 orang. Hal itu diutarakan pihak Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara, Kamis 4 Desember 2025.

Berdasarkan data Pusdalops PB Sumut per Kamis, 4 Desember 2025, pukul 17.00 WIB yang diterima di Medan, jumlah korban hilang bertambah 38 orang dari sebelumnya 167 orang.

Pusdalops PB mendata 205 orang yang masih dinyatakan hilang itu tersebar di lima kabupaten/kota, yakni Kabupaten Tapanuli Utara sebanyak 14 orang, Kabupaten Tapanuli Tengah 112 orang, Kabupaten Tapanuli Selatan 33 orang, Kota Sibolga 45 orang, dan Kabupaten Humbang Hasundutan satu orang.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut Sri Wahyuni Pancasilawati mengatakan laporan tersebut merupakan data sementara yang diterima Pusdalops PB Sumut.

“Data itu merupakan update 4 Desember 2025 pukul 17.00 WIB,” ujarnya.

Ia mengatakan berbagai upaya penanganan atas kejadian bencana tersebut telah dilakukan masing-masing wilayah dan sejumlah pemangku kebijakan terkait.

“Untuk perkembangan atas bencana itu akan terus diinformasikan termasuk data-datanya,” kata dia.

Pusdalops PB mencatat 17 kabupaten/kota di Sumut terdampak musibah banjir dan tanah longsor.

Bantuan Logistik

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan sebanyak 207 truk logistik diberangkatkan untuk membantu masyarakat terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara sebagai wujud percepatan dukungan pemerintah dalam situasi darurat.

“Hari ini kita kirimkan Rp34,8 miliar nilainya, dalam bentuk barang bukan uang, ada beras, susu, sosis, mie instan, hingga air mineral,” kata Mentan dalam pelepasan bantuan kemanusiaan 207 truk logistik untuk daerah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Pulau Sumatera di Jakarta, Kamis.

Dia menyampaikan bantuan kemanusiaan itu bagian dari donasi yang dihimpun dari seluruh jajaran Kementerian Pertanian termasuk pengusaha mitra kementerian itu hingga BUMN.

Ada pun dana bantuan yang sebelumnya dihimpun mencapai Rp 75,85 miliar.

Amran menyebutkan ratusan truk itu memuat 25 ton beras, 35 ton minyak goreng, 38 ton gula pasir, 1.780 dos susu, hingga 2.480 dus air mineral.

“Masih banyak lainnya ada sarden, teh, kopi, baju, pampers, telur, pembalut, peralatan sholat, perlengkapan mandi, selimut, telur, obat-obatan,” jelas Mentan.

Amran menjelaskan pengiriman logistik dilakukan melalui jalur laut menggunakan KRI Banda Aceh, dengan pembagian 70 truk untuk Aceh, 70 truk untuk Sumatera Utara, dan 67 truk untuk Sumatera Barat sesuai kebutuhan di tiap daerah.

“Insya Allah nanti kapal ini sandar pertama di Sumbar, Padang. Kemudian bergerak ke Sibolga, Sumut. Kemudian terakhir di Aceh, kami sudah bagi,” jelasnya.

Ia menyampaikan apresiasi kepada para mitra, pengusaha, BUMN, hingga pegawai Kementerian Pertanian yang secara sukarela memberikan donasi, sehingga terkumpul Rp75 miliar lebih yang digunakan untuk membantu masyarakat terdampak bencana.

Amran menegaskan seluruh bantuan dikawal langsung tim Kementerian Pertanian di lapangan, sementara jajaran Bulog juga bekerja siang malam, bahkan tinggal di tenda selama beberapa hari untuk memastikan distribusi berjalan lancar.

“Semua yang kita kirim ini dikawal oleh Kementerian Pertanian. Kenapa? Ini amanah dari teman-teman pegawai. Pegawai kami (menyumbang) Rp50.000, Rp200.000 per, terkumpul Rp10 miliar. Tapi, ada (perusahaan) yang (donasi) Rp20 juta, ada yang Rp10 juta, ada Rp5 juta, ada Rp1 juta, ada Rp200 jutaan,” jelasnya.