Menabung sejatinya merupakan kebiasaan yang positif dan seharusnya dimiliki oleh semua orang. Dengan menabung, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan, mulai dari mencapai tujuan finansial, menekan pengeluaran, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Meski begitu, menabung juga bisa sumber malapetaka saat dilakukan dengan cara yang salah. Contohnya adalah masalah yang belum lama lalu dialami oleh seorang warga bernama Samin asal Jawa Tengah yang mendapati uang tabungannya bertahun-tahun habis dimakan rayap. Tidak tanggung-tanggung, uang dimakan rayap milik Samin mencapai nominal hampir 50 juta yang dikumpulkannya dalam celengan selama sekitar 2,5 tahun demi mendaftar haji.
Pada dasarnya, menabung di rumah sah-sah saja dilakukan asal ditempatkan di wadah yang aman dan terjamin perlindungannya. Walaupun begitu, tetap dianjurkan untuk menyimpan uang di bank yang resmi karena keamanannya tidak perlu diragukan lagi.
Namun, jika kamu tetap ingin menyimpan uang sendiri di rumah, ketahui tips agar risiko uang dimakan rayap tidak terjadi beserta rekomendasi wadah menabung yang lebih menguntungkan berikut ini.
Tips Menyimpan Uang di Rumah agar Tak Dimakan Rayap
Pada dasarnya, agar uang tabungan lebih aman dan tak berisiko tercuri atau masalah lainnya, seperti uang dimakan rayap, masyarakat disarankan untuk menabung di bank. Selain faktor keamanan, menyimpan uang pada bank juga mampu memberi beragam manfaat yang menguntungkan. Salah satunya adalah mendapatkan bunga tabungan saat menabung di bank konvensional, ataupun bagi hasil ketika menabung di bank syariah.
Walaupun begitu, jika kamu masih ingin menabung sendiri di rumah, seperti pada celengan atau wadah lainnya, hal tersebut boleh saja dilakukan. Tapi, pastikan jika wadah untuk menyimpan uang terjamin keamanannya. Jangan sampai masalah uang dimakan rayap terjadi pula padamu hingga akhirnya hanya bisa gigit jari.
Sebenarnya, wadah berupa celengan plastik dapat dijadikan sebagai tempat untuk menabung uang sendiri di rumah. Akan tetapi, pastikan untuk menempatkan celengan plastik tersebut di lokasi yang aman dan tak bisa dimasuki oleh rayap agar uang yang ada di dalamnya tidak dimakan. Selain itu, pilih pula tempat untuk menyimpan celengan plastik yang kering dan tidak lembab.
Agar tak berisiko rusak karena uang dimakan rayap atau hilang, pindahkan uang yang telah ditabung di rumah tersebut ke bank atau produk keuangan lain. Tips lainnya, ingat cara merawat dan menjaga Rupiah secara aman menggunakan ‘5 Jangan’, antara lain, jangan dibasahi, jangan diremas, jangan di staples, jangan dilipat, dan jangan dicoret.
Saat mampu menjaga kondisi uang dengan baik, hal tersebut akan memudahkan orang lain untuk mengenali ciri keaslian Rupiah. Menjadi alat pembayaran satu-satunya yang berlaku di Indonesia dan merupakan simbol kedaulatan, masyarakat tentu memiliki peran penting dalam turut serta menjaga dan merawat uang Rupiah. Salah satu caranya adalah dengan menjamin kondisinya tetap terjaga dengan baik dan tak sampai merusaknya secara sengaja, apa pun alasannya.
Rekomendasi Platform Alternatif untuk Menyimpan Uang Tabungan
Kendati bisa dan sah-sah saja dilakukan, tapi menyimpan sendiri uang di rumah dalam jumlah yang terlampau besar memiliki risiko tersendiri. Tidak hanya risiko uang dimakan rayap seperti kasus yang dialami olah Samin warga Jawa Tengah belum lama lalu, menyimpan uang dalam jumlah masif di rumah juga rentan rusak atau hilang.
Karenanya, tidak sedikit pihak yang menyarankan masyarakat untuk menyimpan uang di wadah atau platform lain yang jauh lebih aman dan terjamin. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah sederet rekomendasi platform alternatif untuk menyimpan uang tabungan.
- Menabung di Bank Via Rekening
Alih-alih menyimpannya sendiri di rumah, mayoritas masyarakat cenderung memasukkan uangnya ke rekening bank. Menabung pada bank memang mampu menjamin uang terjaga dengan aman, dan cukup mudah untuk dicairkan menggunakan ATM, internet banking, atau semacamnya.
Akan tetapi, menyimpan uang di bank hanya akan membuat nilainya stagnan dan pasti akan terlibas oleh inflasi seiring berjalannya waktu. Alasannya karena tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank cenderung kecil dan tak sebanding dengan laju inflasi yang terus terjadi setiap tahun.
Belum lagi dengan beban biaya admin yang harus dibayar oleh nasabah setiap kali bertransaksi atau dari biaya tahunan. Hal tersebut sudah pasti membuat nilai uang yang disimpan di bank akan terus berkurang dan secara tidak langsung merugikan pihak nasabah.
Selain itu, menurut pemberitaan di sejumlah media, saat ini tingkat bunga yang ditawarkan oleh pihak perbankan sudah tak lagi bernilai alias setara 0 persen. Dari pemberitaan serupa pula diketahui jika beberapa situs resmi perusahaan perbankan di Indonesia menjelaskan bahwa bunga tabungan atas denominasi Rupiah begitu kecil dan tak terasa, sekitar 0 persen sampai 1 persen saja.
Sebagai perbandingan, berikut adalah gambaran kelebihan dan kekurangan menabung di bank dan di rumah.
No. | Menabung di Rumah | Menabung di Bank | ||
---|---|---|---|---|
Kelebihan | Kekurangan | Kelebihan | Kekurangan | |
1. | Tanpa biaya admin | Tingkat keamanan kurang | Keamanan terjamin | Terdapat biaya administrasi |
2. | Fleksibel dan praktis dijangkau | Risiko uang hilang dan rusak relatif tinggi | Kondisi uang pasti terjaga | Relatif ribet dan tidak praktis untuk dijangkau |
3. | – | Nilai uang dapat menurun akibat tergerus inflasi | – | Nilai uang dapat menurun akibat tergerus inflasi |
- Menanam Modal di Instrumen Investasi
Lalu, alternatif apa lagi yang mampu membuat aktivitas menabung lebih bermanfaat dan mampu memberi keuntungan secara optimal? Ketimbang menyimpan sendiri uang di rumah atau tabungan di bank, ada alternatif lain yang secara umum lebih ideal untuk dipilih, yaitu menanam modal di instrumen investasi.
Berbeda dengan menabung di bank atau di rumah, nilai uang yang disimpan di instrumen investasi berpeluang untuk terus bertambah dengan rasio atau tingkat bunga tertentu yang terbilang tinggi. Sebagai contoh, jika menyimpan uang di instrumen saham, kamu berkesempatan untuk mendapatkan imbal hasil hingga belasan persen per tahunnya.
Akan tetapi, karena memiliki peluang imbal hasil yang tinggi, risiko kerugian dari berinvestasi di produk saham juga tak kalah besarnya sehingga perlu disesuaikan dengan kebutuhan.
Bagi kamu yang masih awam dengan dunia investasi, menanam modal pada produk reksa dana mungkin menjadi pilihan yang bijak. Pada instrumen tersebut, modal investasi akan dikelola oleh manajer investasi dengan pengalaman serta kemampuan yang tak perlu diragukan lagi.
Tidak hanya itu, investasi reksa dana juga bisa dimulai dengan modal yang terjangkau, mulai dari 10 ribuan saja. Sehingga, produk keuangan tersebut mampu dijangkau oleh hampir semua kalangan masyarakat agar lebih optimal dalam menyimpan dananya. Keamanan berinvestasi di reksa dana juga dijamin oleh hukum melalui UU No.8 Thn. 1995 pasal satu ayat 27 terkait pasar modal.
Yang terpenting, sesuaikan produk reksa dana yang dipilih dengan kebutuhan. Alasannya karena setiap jenis reksa dana mempunyai keunggulan dan kekurangannya tersendiri. Misalnya, reksa dana saham dan reksa dana campuran cocok dijadikan investasi jangka panjang karena mempunyai peluang keuntungan tinggi, tapi risiko kerugiannya juga tak kalah tinggi.
Sebaliknya, untuk investasi jangka pendek, reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap lebih ideal dijadikan pilihan karena fluktuasinya cenderung stabil dan tak berisiko. Mengetahui hal tersebut, pastikan untuk memilih jenis reksa dana untuk menyimpan uang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial.
Satu hal lagi, sebelum memutuskan untuk berinvestasi reksa dana, cek terlebih dulu legalitas dan kredibilitas manajer investasi yang menawarkan layanannya. Pastikan telah terdaftar dan mengantongi izin dari OJK atau Otoritas Jasa Keuangan agar terhindar dari risiko jebakan investasi bodong. Barulah dengan begitu rencana menyimpan uang via investasi bisa berlangsung aman dan lancar.